SBY: Pemimpin Negara Tak Percaya Krisis Lingkungan Itu Tidak Bermoral

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan paparan pada Indonesia Energy Transition Dialogue 2025 di Jakarta, Senin (6/10/2025). Kegiatan tahunan tersebut menjadi wadah diskusi dan pertukaran ide antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, serta masyarakat untuk mendukung kebijakan transisi energi di Indonesia menuju sistem yang lebih bersih dan berkelanjutan.
7/10/2025, 10.41 WIB

Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi ‘sentilan’ pada pemimpin negara yang menutup mata dengan krisis iklim

SBY mengatakan, sebagian besar keuangan negara di dunia, cenderung mengarah pada keamanan geopolitik dan kekuatan militer, tanpa memperhatikan isu lingkungan. 

“Kalau ada pemimpin dunia yang tidak percaya buminya mengalami krisis lingkungan, percaya tapi do nothing, bahkan cenderung memengaruhi yang lain, for me it’s not only irresponsible (tidak bertanggung jawab), tapi juga immoral (tidak bermoral),” kata SBY, dalam Indonesia Energy Transition Dialogue 2025, di Jakarta, Senin (6/10).

Menurutnya, kepentingan nasional merupakan aspek penting. Namun, bukan berarti negara bisa meninggalkan kewajiban internasional. Situasi global yang bergejolak membutuhkan tenaga lebih untuk mengimplementasikan agenda iklim bersama-sama.

Pemimpin di Dunia Perlu Siapkan Ini

Untuk merespons krisis iklim, SBY menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan pemimpin dunia. Pemimpin perlu memiliki visi yang jelas dan kebijakan yang tepat serta dapat ditegakkan. 

Pemimpin juga harus bertanggung jawab dengan kepemimpinannya. Pemimpin harus memastikan kebijakan yang diagendakan dapat diimplementasikan.

“Kemudian semuanya diajak, private sector, expert, academia, agar ada inovasi,” tambahnya.

Menurutnya, kendala Indonesia dalam menangani krisis iklim bukan berasal dari konsep atau ide. Kendala tersebut justru muncul dari sisi pemerintah, khususnya para pemimpin politik, yang seharusnya bertanggung jawab atas penyelesaian krisis iklim.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas