SOP Selesai, Anak Usaha PLN Bisa Segera Cari Mitra Garap PLTS Cirata

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ilustrasi.
14/1/2019, 20.49 WIB

Anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) yakni PT Pembangkitan Jawa Bali kini bisa segera mencari mitra untuk menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata, Jawa Barat. Ini menyusul selesainya Standar Prosedur Operasional (SOP) pemilihan langsung dalam mencari mitra.

Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan Pembangkitan Jawa Bali sudah harus bisa menentukan mitra paling lambat Maret 2019. "Saya sudah kasih perintah," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (14/1).

Djoko tidak menutup kemungkinan adanya mitra baru selain Masdar. Yang penting mitra tersebut memiliki pendanaan yang jelas, dan mempersiapkan mitigasi risiko dalam proyek tersebut.

Setelah terpilih, PT Pembangkitan Jawa Bali dan mitra menandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchasing Agreement/PPA) dengan PLN. Proses ini hanya membutuhkan waktu satu minggu setelah pemelihan langsung dilakukan.

PJB dan Masdar sebenarnya telah menandatangani perjanjian pembangunan proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata Jawa Barat. Penandatangan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara PT PJB dan Masdar tanggal 16 Juli 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab lalu.

Namun, PLN menyatakan butuh skema yang tepat untuk proses penunjukan langsung ini, agar memberikan kepastian investasi dan menghindari permasalahan hukum. Sehingga, pihaknya membuat SOP pemilihan langsung yang diatur dalam perseroan.

Proyek PLTS terapung ini ditaksir membutuhkan dana US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,05 triliun. Proyek yang dikembangkan adalah Floating Photovoltaic Solar Power Plant dengan kapasitas 200 MW di waduk Cirata milik PT PJB.

(Baca: Cegah Kasus Hukum, Proyek PLTS Cirata Butuh Aturan Penunjukan Langsung)

Adapun pembangunan proyek PLTS terapung pertama di Indonesia ini akan dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama akan dibangun 50 MW, rencananya pembangkit tahap pertama akan selesai dan beroperasi pada kuartal II 2019. Lalu untuk tahap kedua hingga tahap ke empat akan dibangun dengan total 150 MW dan rencananya akan beroperasi pada 2020.