Kilang tua milik PT Pertamina (Persero) di Plaju, Sumatera Selatan akan dimanfaatkan untuk mengolah minyak sawit. Ini bisa dilakukan dengan mengacu studi dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.
Hasil kajian itu menyebutkan kilang itu bisa memproduksi green gasoline. Komposisi minyak sawitnya 7,5%. “Besok kami ingin launching hasilnya,” kata Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Adrian Febi Misna, Jakarta, Kamis (20/12).
Meski saat ini masih 7,5%, nantinya komposisi minyak sawit itu bisa meningkat. Bahkan, porsinya bisa mencapai 100%.
Sebelumnya, kilang ini hanya mengolah 100% minyak mentah yang menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Pertamina. Adapun kilang ini dibangun pada 1930-an dengan kapasitas 125 ribu barel per hari.
Selain kilang Plaju, Pertamina juga memiliki kilang tua di Dumai, Riau. Studi terhadap kilang ini baru akan dilakukan pada bulan Maret 2019. Adapun, kilang BBM Dumai memiliki kapasitas 170 ribu barel per hari.
Febi mengatakan, pihaknya akan melihat dari sisi keekonomian dan sisi teknis kilang tersebut. "Karena idealnya kita bangun baru, tapi investasinya mahal," kata dia.
Selain kilang yang sudah ada, PT Pertamina juga akan mebangun kilang baru untuk menghasilkan green fuel. PT Pertamina (Persero) dan ENI bekerjasama untuk mengembangkan kilang ramah lingkungan dan peluang kerja sama di bidang minyak dan gas (migas), maupun produk lainnya. Ini tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama yang telah ditandatangani pada pada 21 September lalu.
(Baca: Produksi Green Diesel Hapus Impor Solar)
Selain bekerja sama dengan ENI, Pertamina juga akan bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk program ini. PTPN akan menjadi pemasok minyak kelapa sawit bagi kilang tersebut. Dengan demikian, bahan bakar yang dijual harganya akan terjangkau.