Perusahan listrik asal Prancis, Electricite de France (EDF) berminat investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Mereka bahkan akan menggandeng beberapa perusahaan asal Indonesia untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan.
Salah satu perusahaan yang digandeng EDF adalah PT Indonesia Power. Kedua perusahaan ini bahkan sudah menandatangani nota kesepahaman untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Lokasi pembangunan pembangkit itu masih dirahasiakan. Yang jelas, pembangkit itu akan dibangun di daerah pulau-pulau terpencil di Indonesia. "Kami ingin kedepannya ada semacem solusi efisen energi di indonesia dengan menggandeng lokal partner," kata Group Senior Executive Vice President Internation Division, Marianne Laigneau, di Jakarta, Kamis (1/10).
EDF juga telah bekerjasama dengan Produsen Listrik Swasta (IPP) PT Kencana Energi Dunia untuk membangun empat PLTA di Sumatera dan Sulawesi. Total kapasitas 400 Megawatt (MW). Dua dari pembangkit itu masih tahap uji tuntas (due diligence) untuk menentukan nilai investasi.
Perusahaan nasional lainnya yang digandeng EDF adalah PT Adaro Energy. Kerja sama dengan perusahaan besutan Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir ini adalah kombinasi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan batrai. “Untuk mengaliri listrik ke 5000 orang di suatu pulau," Chief Representative Director Indonesia Federic Fontan, di Jakarta, Kamis (1/10).
Ketika dikonfirmasi Katadata.co.id, Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira tidak membantah kerja sama tersebut. Total kapasitas dari proyek tersebut mencapai 6,5 MW. “Di Pulau Paku dan Pulau Umbele Morowali, Sulawesi Tengah,” kata dia, Kamis (1/11).
Maret 2017 lalu, EDF juga telah mendadatangani kesepakatan (Memorandum of Understanding/MOU) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) untuk menyediakan beberapa alat seperti gardu induk, dan beberapa kabel tegangan tinggi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
(Baca: Realisasi Investasi Energi Terbarukan Masih Separuh Target)
Pihaknya tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, karena memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pembangkit listrik EBT, dan negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Selain itu, pihaknya juga tidak mengkhawatirkan untuk berinvestasi saat memasuki tahun politik, karena memiliki kondisi politik dengan kepastian hukum yang stabil.
"Kami percaya kondisi indonesia stabil, dan bisnis listrik tidak untuk jangka pendek, tapi jangka panjang," kata Senior Vice President Asia International Division Jean Philippe Buisson.