LG Energy Solution akan berinvestasi sebesar US$ 9,8 miliar untuk pembangunan pengembangan baterai listrik di Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan ini bekerja sama dengan konsorsium badan usaha milik negara atau BUMN, yaitu MIND ID (Inalum), Pertamina, PLN, dan Aneka Tambang.
Nilai penanaman modal itu sekitar Rp 138 triliun dengan kurs Rp 14.083 per dolar AS. “Belum pernah ada investasi pasca-Reformasi sebesar ini,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Rabu (30/12).
LG Energi Solution tidak sendiri masuk ke Indonesia. Ada beberapa perusahaan terlibat, termasuk Hyundai. Dengan begitu, pemerintah menargetkan pembangunan pabrik baterai lithium-ion tersebut akan terintegrasi dari hulu hingga hilir. “Ini pertama di dunia, ada tambang, smelter (pabrik pemurnian), produksi baterai, mobil listrik, hingga recycle-nya,” ujarnya.
Lokasinya akan terbagi dua. Untuk hulu, yaitu tambang dan smelter, di Maluku Utara. “Di tambang nikel Antam (Aneka Tambang),” kata Bahlil. Rencana peletakan batu pertamanya akan berlangsung pada semester pertama 2021.
Nikel merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan baterai lithium ion. Bahlil menyebut salah satu alasan LG Energy Solution berinvestasi di negara ini karena Indonesia pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Lalu, untuk hilirnya, yaitu pabrik baterai dan recycle, di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah. Untuk pabrik mobil listrik telah Hyundai bangun di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Perusahaan akan mulai memproduksi kendaraan ramah lingkungan itu pada tahun depan.
Bahlil mengatakan, tanda tangan nota kesepahaman atau MoU antara LG Energy Solution dengan BKPM telah berlangsung pada 18 Desember lalu di Korea Selatan. Investasi ini merupakan tindak lanjut pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Moon Jae In di Busan pada November 2019.
Pemerintah berharap nantinya akan ada sinergi antara investor asing, konsorsium BUMN, pengusaha nasional, dan pelau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Ini salah satu alasan kenapa kami minta tidak tanda tangan MoU bisnis ke bisnis (b2b) karena nanti keterlibatan pengusaha lokal diabaikan. Saya tidak mau kecolongan lagi,” ujar Bahlil.
Proses bisnis ke bisnis sedang berlangsung antara LG Energy Solution dengan konsorsium BUMN. MIND ID, Pertamina, dan PLN bakal membangun industri baterai bernama Indonesia Holding Battery.
Bahlil mengatakan, anak usaha MIND ID, yaitu Aneka Tambang, akan mengelola bagian pertambangan dan smelter. Untuk produksi katoda hingga sel baterai akan ditangani MIND ID, Pertamina, dan PLN.
Seluruh langkah tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang program percepatan kendaraan listrik berbasis baterai. Selain itu, sejalan pula dengan target penurunan emisi sebesar 29% di 2030.
Negosiasi LG Energy Solution dan Antam Masih Berlangsung
Juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan proses negosiasi LG Energy Solution dengan Aneka Tambang masih berlangsung. Pembahasannya, menurut Jodi, masih berkutat pada struktur perusahaan patungan atau joint venture yang akan dibentuk. "Untuk lengkapnya bisa cek ke BKPM," kata Jodi pada Rabu pekan lalu.
Diskusinya terbilang alot lantaran perusahaan dikabarkan meminta kepemilikan saham tambang nikel Antam. Saat diminta tanggapan mengenai hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Indonesia Asahan Aluminium atau MIND ID Rendi A Witular pun memilih enggan berkomentar. "Mohon maaf saya belum bisa kasih tanggapan ya," katanya.
Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko pun tak menjelaskan secara jelas mengenai kabar tersebut. Pengembangan rantai industri baterai lithium-ion di Indonesia merupakan inisiasi yang dibangun oleh pemerintah. "Untuk meningkatkan nilai tambah produk nikel nasional dan industrialisasi produk tambang hingga pembangunan ke sektor hilir," kata dia.
Hal ini merupakan langkah strategis yang saat ini dipersiapkan perusahaan untuk mewujudkan aspirasi pemerintah tersebut. Antam akan berupaya mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah komoditas mineral yang lebih strategis.
Di sisi lain, Kunto menyatakan Antam juga memiliki portofolio nikel yang solid, serta kompetensi teknis dalam pengembangan hilirisasi produk olahan nikel. Saat ini Antam bersama MIND ID sedang melaksanakan tahap penjajakan dengan mitra-mitra strategis yang memiliki komitmen finansial yang solid, penguasaan teknologi dan proses pengolahan ekstraktif nikel baterai, serta memiliki basis pasar untuk produk baterai listrik.