Grab Indonesia mengklaim mampu menekan emisi karbon hingga 350 ribu ton CO2. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan layanan pengantaran dengan kendaraan listrik.
Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengatakan pihaknya saat ini mengoperasikan lebih dari 5.000 unit kendaraan listrik dalam bentuk roda dua, e-scooters, maupun roda empat. Dengan kendaraan tersebut perusahaan melayani lebih dari 2 juta pengiriman.
"Hasil akhir dari 2 juta pengantaran itu kami telah mengurangi 350 ribu ton CO2 emisi bebas polusi," ujarnya dalam Acara Energize Indonesia Hackathon 2021 secara virtual, Kamis (15/4).
Grab membuat survei survei ke beberapa mitra pengemudi mengenai kendaraan listrik roda dua untuk transportasi. Dari jumlah responden, sebanyak 81% sangat menyukai kendaran listrik untuk melayani konsumen. Kemudian, 71% mitra pengemudi lebih memilih kendaraan listrik daripada menggunakan bahan bakar minyak. "Mereka juga sadar ini merupakan proyek ramah lingkungan," ujarnya.
Grab juga mendukung pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai alias KBLBB lewat komitmennya untuk menghadirkan 26.000 kendaraan listrik hingga tahun 2025. Untuk mengimplementasikan itu semua, pada 2019 lalu Grab mengumumkan kerja sama yang pertama dengan pabrikan otomotif.
Seperti dengan Hyundai, Astra Honda Motor, Viar, Gesits untuk meluncurkan kendaraan listrik berbasis baterai. "Januari 2020 kami benar-benar meluncurkan Grab Car EV dengan Hyundai," ujarnya.
Adapun untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indoensia. Grab juga turut bekerja sama dengan PT Medco Power Indonesia dan PLN untuk memastikan ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU.
PT Medco Energi Internasional Tbk mulai memperluas portofolionya dalam pengembangan energi baru terbarukan alias EBT. Salah satunya dengan meluncurkan ekosistem kendaraan listrik atau EV melalui anak usahanya, PT Medco Power Indonesia.
Guna masuk ke ekosistem itu, Medco Power membangun stasiun pengisian kendaraan listrik atau SPKL di The Energy Building, Jakarta Selatan. Fasilitas ini akan melayani kendaraan listrik untuk operasional perusahaan.
Direktur Utama Medco Power Eka Satria menyebut pengembangan selanjutnya adalah bisnis EV secara end-to-end. Perusahaan akan terlibat dalam rantai bisnisnya, dari mulai perawatan hingga pengadaan mobil listrik.
Nota kesepahaman atau MoU dengan PLN dan Grab Indonesia telah Medco Power tandatangani. “Langkah ini juga sebagai upaya mendukung program akselerasi kendaraan listrik dan energi baru terbarukan di Indonesia,” kata Eka dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (5/2).
Tak hanya di Jakarta, perusahaan juga akan melakukan ekspansi bisnis ke daerah lain, seperti di Batam dan Bali. Medco Power memiliki proyek energi terbarukan, yakni pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), di Pulau Dewata dengan kapasitas dua kali 25 megawatt (MW).