Toyota dan Isuzu Jalin Kerjasama Kembangkan Kendaraan Komersil Listrik

Happy Fajrian
24 Maret 2021, 18:51
toyota, isuzu, kendaraan listrik, kendaraan komersil listrik
Youtube
Logo Toyota. Toyota kembali menjalin kerja sama dengan Isuzu untuk mengembangkan kendaraan komersial listrik.

Produsen otomotif asal Jepang, Toyota Motors akan bekerja sama dengan Isuzu Motors dalam mengembangkan teknologi mobil listrik dan kendaraan otonom, khususnya untuk kendaraan komersial.

Seperti dilaporkan Nikkei Asia Review, Toyota berencana mengakuisisi 4,6% saham Isuzu senilai 42,8 miliar yen atau sekitar Rp 5,7 triliun (asumsi kurs Rp 133,3/yen), dan Isuzu akan membeli saham Toyota dengan nilai yang sama.

Toyota dan Isuzu pernah menjalin kerja sama cukup erat pada 2006. Ketika itu Toyota menguasai hampir 6% saham Isuzu dan sebaliknya. Kerja sama keduanya waktu itu adalah untuk mengembangkan mesin diesel. Namun pada 2018 Toyota dan Isuzu mengakhiri kerja samanya, dan masing-masing menjual sahamnya. 

Kini kemitraan terbaru dua pabrikan otomotif asal Negeri Sakura ini juga melibatkan Hino Motors, anak perusahaan Toyota yang dianggap sebagai saingan Isuzu. Ini demi menggabungkan kekuatan Isuzu dan Hino yang kuat pada segmen kendaraan komersial melalui strategi teknologi CASE Toyota, yakni connected, autonomus, shared, and electric.

Ketiga perusahaan tersebut berencana untuk mengembangkan kendaraan listrik, kendaraan sel bahan bakar, penggerak otonom, dan platform elektronik untuk truk, yang memungkinkan mereka memangkas biaya, mempromosikan infrastruktur ekologi, dan meningkatkan keselamatan lalu lintas.

Jika digabung, Toyota, Hino, dan Isuzu menguasai 80% pangsa pasar kendaraan komersial, khususnya truk, di Jepang. CEO Toyota, Akio Toyoda melihat kerja sama menjadi hal yang sama pentingnya dengan persaingan di industri otomotif.

"Jika Hino dan Isuzu bekerja sama, mereka dapat memenuhi kebutuhan 80% pelanggan kendaraan komersial Jepang. Teknologi CASE Toyota bisa menyelesaikan masalah logistik," kata Toyoda pada konferensi pers, Rabu (24/3) seperti dikutip Nikkei Asia.

Toyoda pun menambahkan bahwa setelah bubarnya kemitraan pada 2018, ia dan CEO Isuzu, Masanori Katayama, mulai berbicara tentang mobil listrik dan elektrifikasi. “Inovasi dalam industri mobil listrik membutuhkan keterlibatan perusahaan logistik,” kata dia.

Ini lantaran sekitar 40% jarak yang ditempuh kendaraan di seluruh dunia setiap tahunnya berasal dari kendaraan komersial yang juga menyumbang sekitar 50% emisi gas rumah kaca atau karbon dioksida (CO2).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...