GoTo berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari seluruh aktivitas bisnis yang ada di ekosistem mereka. GoTo pun optiimis komitmen mereka akan terpenuhi pada 2030.
GoTo mengatakan pengurangan emisi karbon merupakan bagian dari misi sustainability perusahaan dalam menciptakan dampak positif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi manusia dan lingkungan. Sebagai informasi, GoTo yang merupakan hasil merger Gojek dan Tokopedia kini menjadi startup terbesar di Asia Tenggara.
Group Head of Sustainability GoTo, Tanah Sullivan mengatakan target pengurangan emisi karbon akan dicapai melalui konsep Three Zeros: Zero Emissions, Zero Waste, dan Zero Barriers. Konsep ini diintegrasikan pada setiap bisnis unit GoTo dengan tujuan memitigasi resiko jangka panjang pada operasional bisnis. Diketahui, saat ini ada dua juta mitra pengemudi dan 11 juta mitra usaha yang tergabung di GoTo. Besarnya jumlah armada ini akan menjadi bagian kesuksesan target GoTo.
“Salah satu upaya yang akan kami lakukan yakni dengan mentransisi semua kendaraan mitra pengemudi yang ada di platform Gojek menjadi kendaraan listrik,” kata Tanah Sullivan dalam diskusi Katadata SAFE 2021 dengan tema Collaboration for The Future Economy, Senin (23/8).
Selain itu, GoTo juga berupaya untuk memantau asal emisi karbon yang dihasilkan melalui carbon inventory yang dimiliki. Tanah juga mengatakan, dalam mencapai target tersebut, GoTo akan mengoptimalkan penggunaan energi baru terbarukan di setiap kantor-kantor, dan mengintegrasikan penghitungan emisi ke dalam aplikasi agar tersedia fitur rute hemat energi untuk setiap pesanan di platform yang dimiliki.
“Kami berupaya agar pertumbuhan bisnis GoTo dapat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung kelestarian lingkungan,” ujar dia.
Tanah juga menjelaskan, bahwa GoTo memiliki fitur baru yang berkolaborasi dengan startup di bidang lingkungan hidup Jejak.In, yakni GoGreener Carbon Offset di aplikasi Gojek. Fitur ini diluncurkan sebagai pilihan yang memudahkan pengguna untuk menyerap jejak karbon (carbon footprint) yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari.
Melalui fitur ini, pengguna dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dan kemudian mengkonversikannya menjadi penanaman sejumlah pohon untuk penyerapan karbon.
Selain GoTo, PT Indika Energy Tbk. juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon. Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy Azis Armand menegaskan komitmen Indika Energy untuk meningkatkan pendapatan dari sektor non-batubara hingga 50% pada tahun 2025 dan mencapai target net-zero emissions pada 2050.
Meski pada tahun 2020 sebesar 75% pendapatan Indika Energy berasal dari sektor batubara dan sektor pendukung batubara, namun sejak 2018 Indika Energi melakukan diversifikasi usaha ke berbagai sektor non-batubara termasuk pertambangan emas, teknologi digital, serta energi baru dan terbarukan (EBT).
“Bersamaan dengan itu, inisiatif divestasi pun kita lakukan. Kita sudah setuju untuk menjual ataupun mendivestasikan aset kita yang berkecimpung di sektor pendukung sektor batubara,” katanya.