Gagal Gaet StreetScooter, IBC Incar Akuisisi Gesits

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
5/8/2022, 16.45 WIB

Indonesia Battery Corporation (IBC) berencana mengakuisisi PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) yang merupakan produsen motor listrik Gesits.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan, mengatakan rencana akuisisi Gesits merupakan langkah IBC untuk memperkuat pondasi sektor hulu dan hilir pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Di sektor hulu, akuisisi ini diharap bisa menumbuhkan industri baterai listrik dalam negeri. Sementara di sektor hilir diharap bisa memperkuat pengembangan produksi mobil dan motor listrik.

"Bagi PT Wijaya Karya ini bukan core bisnisnya, namun bagi kami, ini core bisnis karena menguasai hilir. Maka kita ambil, kan BUMN harus bersinergi," kata Dany dalam Media Breifing di Jakarta pada Jumat (5/8).

Jika akuisisi terealisasi, IBC bisa melakukan penetrasi langsung ke industri kendaraan listrik. Hal ini akan lebih cepat jika pemerintah mengatur penggunaan kendaraan listrik untuk pejabat pemerintah. "Bisa cepat apalagi kalau ada dukungan dari pemerintah," sambungnya.

Dany menambahkan, aksi korporasi tersebut merupakan upaya IBC agar memperolah kekayaan intelektual (IP) untuk memproduksi kendaraan listrik. Hal ini juga menjadi dasar ketika IBC ingin mengakuisisi perusahaan kendaraan listrik asal Jerman, StreetScooter.

Namun, rencana ini gagal karena StreetScooter lebih dulu diakuisisi oleh perusahaan otomotif asal Luksemburg, Odin Otomotive. "Karena yang ingin kami ambil dari StreetScooter itu IP-nya, teknologinya, SDM-nya, penetrasi pasar globalnya yang sudah masuk, IP ini kan luar biasa nilainya," tukas Dany.

IBC merupakan holding pabrik baterai listrik indonesia yang terdiri dari Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Aneka Tambang, Pertamina, dan PLN. Masing-masing memegang saham sebesar 25%. Sedangkan WIMA merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan PT GESITS Technologies.

Dalam dokumen yang diterima Katadata.co.id, IBC sempat berencana mengakuisisi Streetscooter dengan porsi kepemilikan mayoritas lebih dari 60% dan memegang kendali perusahaan. IBC telah melakukan kajian pada Juni hingga September 2021 dengan konsultan BNP Paribas, McKinsey, PwC, Ricardo, KYC, Shearman & Sterling, dan MDC.

Hasil uji kelayakan para konsultan menunjukkan investasi itu tidak ada major red flag (tidak wajar) pada aspek finansial, pajak, dan hukum.

Seluruh risiko telah disusun mitigasinya yang akan terefleksi pada dokumen perjanjian. Namun, rencana ini menimbulkan perdebatan. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama menilai rencana tersebut tidak memiliki basis valuasi yang kuat untuk direalisasikan.

Pertamina, yang memiliki 25% saham di IBC, telah mengajukan proposal akuisisi itu kepada Dewan Komisaris. “Narasinya apa harus beli mobil listrik di Jerman, supaya bisa masuk ke pasar Amerika, Cina? Itu yang saya bilang hati-hati,” kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut dalam kanal Youtube-nya, beberapa waktu lalu.

Keinginan untuk memperluas pasar di dua negara tersebut, menurut dia, tidak masuk akal. Mengingat Tesla sudah menguasai konsumen kendaraan listrik di Negeri Paman Sam. Lalu, Wuling Motors mendominasi di Negeri Panda. Ahok justru mendorong potensi dalam negeri.

Selama ini pengembangan kendaraan listrik domestik sudah dikerjakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Kalau Anda masih kurang mengerti, kenapa enggak mengajak Wuling, seperti Hyundai menjadi Bimantara,” ucapnya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu