PLN Siapkan Proyek Energi Bersih Hijaunesia dengan Dukungan Dana JETP

ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
Foto udara kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/5/2023).
Penulis: Nadya Zahira
10/8/2023, 18.12 WIB

PLN Indonesia Power (PLN IP) menyatakan siap untuk mengakselerasi megaproyek energi terbarukan Hijaunesia 2023 melalui dukungan pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP).

Adapun program tersebut sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dimana PLN IP akan mengembangkan Green Energy sebesar 7 gigawatt (GW) yang tersebar di 108 lokasi di seluruh Indonesia.

Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra mengatakan, proyek Hijaunesia 2023 ini merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah atas kesepakatan dengan negara-negara anggota G20, guna mendorong transisi energi di Indonesia melalui pemetaan proyek energi bersih yang memperoleh dukungan pembiayaan dari JETP.

Selain itu, hal ini juga merupakan wujud komitmen korporasi dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan melibatkan berbagai mitra strategis baik dari dalam maupun luar negeri.

“Ini dilakukan untuk mencari kualitas terbaik melalui adanya dukungan pembiayaan dari program JETP,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (10/8).

Disisi lain, dia menyampaikan bahwa dengan adanya kolaborasi bersama JETP sebagai mitra international, pihak swasta dan organisasi lain berharap bisa bekerja sama dan sukses membangun energi hijau yang berkelanjutan di Indonesia.

Sementara itu, Head of JETP Secretariat Indonesia Edo Mahendra menyambut dengan baik aksi PLN IP untuk mengakselerasi transisi energi di Tanah Air. Ini selaras dengan tujuan yang akan dicapai JETP Indonesia. “Keseriusan dan perencanaan yang baik serta komitmen kerjasama diharapkan membuahkan hasil,” ujarnya.

Sebagai informasi, JETP yang terbentuk pasca ajang G20 ini merupakan lembaga konsorsium beberapa negara antara lain Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Italia, Norwegia dan Inggris.

Negara-negara tersebut nantinya siap untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 20 miliar atau lebih dari Rp 300 triliun, yang akan digunakan untuk program dekarbonisasi di Indonesia.

“Kami menyambut baik kegiatan Investor Forum Hijaunesia 2023 ini, keseriusan dan perencanaan baik dari PLN Indonesia Power serta komitmen kerjasama diharapkan membuahkan hasil yang baik juga,” kata Edo.

Program Hijaunesia 2023 yang membuka kesempatan bagi mitra strategis untuk berinvestasi pada energi hijau di Indonesia, saat ini sedang dalam proses pemilihan mitra strategis untuk pengembangan sejumlah proyek strategis PLN IP.

Proyek-proyek tersebut yaitu PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo dan PLTS Terapung Jatigede yang masing-masing berkapasitas 100 MW.

Dalam kegiatan Investor Forum of Hijaunesia 2023, diharapkan dapat menjaring investor yang memiliki kemampuan dan komitmen kuat untuk mewujudkan dukungan terhadap target bauran energi Nasional.

Laporan Global Sustainable Investment Alliance (GSIA) 2018 menunjukkan total investasi berbasis Environmental, Social and Governance (ESG) sudah melampaui US$ 30 miliar, naik dari sekitar US$ 22 miliar pada 2016. Eropa menjadi lahan investasi berkelanjutan paling besar diikuti AS, Kanada, dan Australia serta Selandia Baru.

Reporter: Nadya Zahira