Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta sektor industri untuk memanfaatkan energi surya melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna mendorong penciptaan sektor industri yang ramah lingkungan
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Jonni Afrizon mengatakan pemerintah berkomitmen dalam menangani isu perubahan iklim dengan berbagai langkah dan kebijakan.
Dia menyebutkan bahwa konsumsi energi sektor industri mencapai 31% dari total konsumsi energi nasional. Oleh karena itu Kemenperin bersama Kementerian ESDM berupaya mengakselerasi pemanfaatan energi surya yang akan meningkatkan daya saing industri melalui penerapan ekonomi hijau, teknologi hijau, dan produk hijau.
“Sebab, kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31% dari total konsumsi energi nasional,” ungkapnya lewat keterangan di Jakarta, Jumat (11/8).
Jonni mengatakan pemanfaatan panel surya menjadi solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan.
Oleh sebab itu, Kemenperin menyambut baik langkah PT Unilever Indonesia yang telah membangun proyek instalasi panel surya berkapasitas 2,5 MWp pada pabrik beauty & wellbeing dan nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.
“Kami sangat mengapresiasi PT Unilever Indonesia yang telah mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi secara signifikan dan menjadi contoh perusahaan di Kawasan Industri Jababeka melalui penggunaan panel surya,” katanya.
Kemenperin juga memberikan apresiasi kepada PT Jababeka Tbk yang sudah mendorong dan mendukung para penyewa dalam pengurangan emisi, ekonomi sirkular sehingga terbentuk efisiensi pengelolaan industri.
Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan komitmen perusahaan untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target net zero emission. Pemasangan panel surya di dua pabrik Unilever ini akan menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon.
“Tantangan perubahan iklim memerlukan keterlibatan semua pihak. Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, kami senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global 'The Unilever Compass' yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari,” ujarnya.
Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya.
“Ini adalah milestone penting bagi kami dalam upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak lingkungan dengan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh rantai nilai perusahaan,” kata dia.
Dia berharap akan ada lebih banyak perusahaan yang bergabung dalam upaya yang sama, sehingga secara kolektif dapat menciptakan iklim perindustrian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.