Menteri Arifin Optimistis Penerapan B40 Bisa Dimulai 2024

123RF.com/Sergey Galushko
Ilustrasi biofuel.
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
1/9/2023, 16.24 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan implementasi biodiesel 40% atau B40 pada 2024. Menteri ESDM Arifin Tasrif optimistis target ini bisa tercapai karena menilai penerapan B35 yang cukup baik pada tahun ini.

B40 adalah biodiesel yang mengandung fatty acid methyl ester atau FAME minyak kelapa sawit sebesar 40% dalam komposisi BBM solar.

Arifin mengatakan implementasi B40 pada tahun depan merupakan langkah pemerintah untuk menekan impor solar dan mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. Selain itu, juga untuk mendukung Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

“Sekarang begini aja deh, kalau kita mau menuju green, greenfuel, B35 tahun depan kita bikin menjadi B40,” ujar Arifin saat ditemui awak media, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (31/8).

Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan percobaan dalam penggunaan B40 tersebut. Dalam percobaannya, Arifin menilai bahwa untuk meningkatkan 40% rasio pencampuran biodiesel diperkirakan membutuhkan produksi hingga 15 juta kiloliter (KL) biodiesel.

Arifin mengatakan uji coba tersebut dimulai sejak pertengahan tahun 2022, di mana Kementerian ESDM telah menyelesaikan uji coba B40 pada 10 kendaraan roda empat dengan hasil uji coba yang positif.

“Kami telah melaksanakan uji jalan B40 mulai dari Juli 2022 dengan menggunakan bahan bakar campuran biodiesel sebesar 40%,” kata dia.

Saat ini pemerintah telah menerapkan Biodiesel 35% atau B35 sebagai bahan campuran BBM diesel produk Pertamina mulai Februari 2023. Selain diterapkan pada BBM bersubsidi Solar, implementasi B35 juga dilakukan pada BBM non-subsidi Dexlite. Adapun kebutuhan biodiesel B35 sebesar 13,15 juta KL.

Sebelumnya, Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Edi Wibowo, juga menjelaskan B35 juga wajib diterapkan pada BBM non-subsidi Dexlite. Dexlite umumnya digunakan pada mesin diesel putaran tinggi seperti pada sektor pertambangan, perkapalan, maupun kendaraan komersial.

"Yang ada campuran biodiesel untuk produk Pertamina itu Solar dan Dexlite. Komposisinya juga sama dengan ketentuan mandatori B35, mulai 1 Februari 2023," kata Edi.

Kementerian ESDM juga menyampaikan kandungan biodiesel di B35 seluruhnya berasal dari FAME minyak sawit. Komposisi penggunaan FAME sebagai bahan baku utama campuran B35 ini lebih tinggi daripada implementasi uji jalan B40 yang punya komposisi 30% FAME dan 10% HVO atau hydrotreated vegetable oil.

Reporter: Nadya Zahira