Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat mencapai sebesar 22 Gigawatt (GW) pada tahun 2060. Dia optimistis target itu bisa tercapai karena pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi hijau tersebut.
Ma’ruf mengatakan dukungan pengembangan panas bumi yang dilakukan pemerintah salah satunya melalui penyediaan skema bisnis yang lebih menjanjikan dan pengembangan inovasi teknologi yang lebih terjangkau. “Dengan dukungan ini, kami optimis dan diharapkan pada 2060 kapasitas pembangkit peanas bumi di Indonesia bisa mencapai 22 GW,” ujar Ma'ruf di Jakarta Convention Center, Rabu (20/9).
Target pengembangan panas bumi tersebut sejalan dengan hasrat pemerintah untuk bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik nasional dari pembangkit listrik berbasis energi bersih, serta target Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) atau bebas emisi pada 2060.
Ma'ruf mengatakan, pemerintah juga menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) dapat mencapai 700 GW pada 2060. Kapasitas EBT tersebut berasal dari berbagai potensi yang dimiliki Indonesia seperti tenaga surya, hidro, angin, bionergi, arus laut, hingga panas bumi. “Potensi energi terbarukan ini harus dioptimalkan, demi mempercepat transisi energi,” ujarnya.
Ma’ruf menyatakan target tersebut bukan tanpa dasar. Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar dan melimpah. Selain itu, dalam lima tahun terakhir pengembangan EBT di Tanah Air terus meningkat. “Target-target dan upaya yang kami jalankan tentunya juga harus diimbangi dengan menjaga ketahanan energi,” kata Ma'ruf.
Wakil presiden berharap, keberadaan pembangkit panas bumi dapat berkontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Untuk itu, dia meminta pemerintah daerah dan pengembang bekerja sama dalam memaksimalkan potensi panas bumi.
Namun, hingga saat ini kapasitas terpasang energi panas bumi baru sebesar 2.378 MW. Ini berarti rata-rata pertumbuhan kapasitas terpasang panas bumi per tahun hanya sekitar 40 MW. Dengan begitu, pertumbuhan energi panas bumi masih jauh dari sumber daya yang dimiliki sekitar 24.000 MW.
Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar kedua di dunia. Kapasitas yang sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7 MWe atau 9% untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga ruang pertumbuhannya masih terbuka lebar.
SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.