Black & Veatch, perusahaan Amerika Serikat yang bergerak di bidang solusi infrastruktur, melakukan studi kelayakan untuk Augustus Global Investment (AGI) mengenai produksi hidrogen ramah lingkungan di Indonesia. Proyek ini akan mengembangkan produksi hidrogen hijau dengan menggunakan elektroliser yang ditenagai oleh energi terbarukan.
Black & Veatch menyediakan konfigurasi pabrik dan analisis teknologi serta perkiraan biaya untuk pembangkitan dan penyimpanan hidrogen. Studi tersebut menunjukkan bahwa proyek hidrogen hijau ini layak secara teknis dan ekonomis, serta memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap transisi energi di Indonesia.
"Dengan sumber daya energi dan sumber daya terbarukan Indonesia yang sangat besar, termasuk energi panas bumi, terdapat potensi besar bagi proyek ini untuk menjadi katalisator dalam menciptakan ekonomi hidrogen jangka panjang di Indonesia dalam satu dekade ke depan," ujar Narsingh Chaudhary, Presiden Black & Veatch untuk Asia Pasifik dan India, dalam siaran pers dikutip Jumat (10/11).
Chaudhary mengatakan perusahaan saat ini sedang membangun salah satu fasilitas produksi dan penyimpanan hidrogen hijau industri terbesar di dunia dengan basis turnkey. "Kami senang dapat membawa keahlian global kami ke wilayah ini untuk mendukung pengembangan proyek baru ini," ujarnya.
Pabrik produksi hidrogen hijau milik Augustus Global Investment (AGI) tersebut akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe di Provinsi Aceh, Indonesia. Pabrik ini diharapkan dapat menghasilkan 98,5 ton hidrogen per hari (TPD) dan memiliki kapasitas 300 Megawatt (MW).
"Augustus melihat prospek investasi jangka panjang di sektor infrastruktur dan energi di seluruh dunia. Kami sangat senang dapat berinvestasi di Indonesia dan mendukung transisi negara ini menuju masa depan energi bersih," kata Fadi Krikor, CEO AGI.
Augustus Global Investment adalah perusahaan investasi yang berbasis di Jerman. Perusahaan ini berfokus pada investasi di sektor infrastruktur dan energi. Pengembangan pabrik produksi hidrogen ramah lingkungan ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar US$ 500 juta.
Salah satu upaya Indonesia untuk memenuhi target netralitas karbon adalah dengan mengembangkan energi terbarukan berskala besar, dengan konsentrasi pada energi surya, tenaga air dan panas bumi, serta hidrogen. Black & Veatch terlibat dalam pembangunan kapasitas elektrolisis sebesar 245 MW, hampir dua kali lipat dari produksi hidrogen hijau di seluruh dunia.
Perusahaan menjadi penyedia rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) untuk fasilitas Advanced Clean Energy Storage di Delta, Utah, AS. Fasilitas tersebut akan menjadi salah satu fasilitas produksi dan penyimpanan hidrogen hijau industri terbesar di dunia.