PT PLN (Persero) baru saja meresmikan stasiun pengisian Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen pertama di Indonesia yang berlokasi di Senayan, Jakarta pada Rabu (21/2). Saat ini, kendaraan berbahan bakar hidrogen mulai banyak digunakan selain mobil listrik.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan sekaligus Plt Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Kosenrvasi Energi, Jisman Hutajulu mengatakan hidrogen akan berperan secara strategis dalam era transisi global.
"Hidrogen merupakan satu-satunya pembawa energi nol karbon selain listrik, yang sedang dipertimbangkan serius untuk transportasi rendah karbon, dekarbonisasi di sektor industri, pembangkit, dan penyediaan panas," kata Jisman dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Kamis (22/2).
Terdapat lima kelebihan menggunakan hidrogen, yaitu:
1. Sumber energi melimpah
Menurut Jisman, hidrogen dapat diproduksi dari berbagai sumber, termasuk air, biomassa, dan gas alam.
2. Lebih murah dibandingkan BBM dan mobil listrik
Bahan bakar hidrogen terbukti lebih hemat dibandingkan menggunakan sumber energi berbasis fosil. Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan penggunaan bahan bakar hidrogen per 1 km hanya menghabiskan baya Rp 276.
Lain halnya dengan menggunakan BBM yang biayanya adalah Rp 1.300 per km. Sementara bila menggunakan kendaraan listrik home charging biayanya sekitar Rp350-400 per 1 km.
"kalau gunakan EV ultra fast charging biayanya Rp 550 per km," kata Darmawan.saat meresmikan Pilot Project Hydrogen Refueling Station (HRS) dan Green Hydrogen Plant (GHP) PLTP Kamojang pagi ini, Rabu (21/2).
3. Ramah lingkungan
Darmawan mengatakan, hidrogen adalah sumber energi yang bersih dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan, sehingga menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
"Menggunakan 1 liter BBM, emisi yang dikeluarkan sebesar 2,4 kg jadi untuk 1 km sekitar 240 gram. Kalau ini emisinya sudah nol karena menggunakan green hydrogen," kata Darmawan.
Darmawan mengatakan, produksi hidrogen sebesar 128 ton per tahun bisa menyediakan energi untuk 438 mobil dengan pengurangan bbm 1,59 juta liter per tahun. Hal ini bisa mengurangi emisi 4,5 juta kg per tahun.
4. Diproduksi di dalam negeri
Darmawan mengatakan, hidrogen hijau PLN seratus persen diproduksi di dalam negeri. Hal itu berbeda dengan BBM yang sebagian diimpor.
5. Mudah diangkut
Hidrogen dapat disimpan dengan mudah, dalam bentuk gas cair atau terkompresi. Hal ini membuat hidrogen mudah diangkut dan digunakan.
Korsel Kuasai Pangsa Pasar Mobil Hidrogen
Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan, jumlah mobil listrik tipe Fuel-Cell Electric Vehicle (FCEV) global mencapai lebih dari 72.000 unit pada 2022. Jumlah itu meningkat 40% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Adapun FCEV alias kendaraan bebas emisi ini menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik dari sistem sel bahan bakarnya.
Menurut IEA, sekitar 80% FCEV adalah berupa mobil, disusul oleh truk sebesar 10%, dan bus hampir 10%. Laporan itu juga mencatat bahwa segmen truk FCEV tumbuh lebih cepat daripada mobil dan bus, yang meningkat 60% secara tahunan pada 2022.
Berdasarkan negaranya, IEA mengatakan, Korea Selatan menguasai lebih dari setengah mobil listrik berbahan bakar hidgrogen secara global pada 2022. Tercatat, sekitar 35.000 unit mobil FCEV pada tahun lalu diproduksi dari Negeri Gingseng, atau kontribusi 41% terhadap angka global.
“Hal ini sebagian dapat dikaitkan dengan lanskap kebijakan yang mendukung produksi dan penjualan FCEV, yang juga menjadikan Hyundai sebagai pembuat mobil FCEV teratas,” ujar IEA dalam laporan Global EV Outlook 2023.