PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah mengeksplorasi potensi hidrogen alami di Sulawesi. Hal itu dilakukan untuk mendorong tercapainya net zero emission (NZE) di Indonesia.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, menyampaikan bahwa PHE berusaha untuk menelaah potensi geologic hydrogen atau hidrogen alami untuk memastikan ketahanan energi nasional.
Menurutnya, ketahanan energi sangat penting bagi ketahanan suatu bangsa. Salah satu kunci pencapaian ketahanan tersebut adalah dengan menjadi yang memiliki cadangan energi sehingga bisnisnya berkelanjutan.
"Mengacu pada hal tersebut, karena net zero emission adalah mutlak maka hidrogen adalah salah satu jawaban yang menarik di masa depan. Ini adalah tantangan bagi kita semua," ujar Muharram dalam keterangannya, Jumat (28/6).
Oleh sebab itu, dia mengatakan, PHE mulai melakukan langkah-langkah pasti untuk bisa memulai eksplorasi hidrogen alam di Indonesia. PHE telah mulai melakukan Studi Geologi dan Geofisika Potensi Geologic Hydrogen di East Sulawesi Ophiolite sebagai langkah menyiapkan eksplorasi energi bersih. Studi tersebut bekerja sama dengan Universitas Pertamina dan didukung oleh hasil penelitian terbaru dari Pusat Survei Geologi, Badan Geologi.
Geologic hydrogen merupakan sumber hidrogen alami yang berasal dari bawah permukaan bumi dan tersimpan di dalam batuan. Eksplorasi dan eksploitasi hidrogen tersebut membutuhkan pemahaman geologi batuan dan pengetahuan geologi bawah tanah.
Eksplorasi hidrogen alam termasuk hal baru di dunia energi dan sangat erat dengan kegiatan eksplorasi migas. Beberapa negara yang telah melakukannya adalah Mali, Amerika Serikat, Australia, Spanyol, Prancis, dan Brazil.
"PHE melalui kemampuan dan pengalaman dalam eksplorasi migasnya, tentunya dapat melakukan eksplorasi hidrogen alam tersebut," ujarnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan Pertamina mendorong terus langkah-langkah proaktif PHE dalam menjajaki potensi bisnis baru. Hal itu termasuk eksplorasi hidrogen alami dalam rangka mewujudkan energi hijau dan energi bersih serta menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, bertanggungjawab sosial, dan bertata kelola baik.
"Pertamina terus mendorong inovasi pengembangan bisnis energi hijau untuk mendukung transisi energi dan pencapaian target nze 2060," ujar Fadjar.
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), komitmen investasi terbesar di skala global untuk pengembangan energi hidrogen berasal dari Jerman, yakni mencapai US$10,3 miliar pada 2021.
Sedangkan di kawasan Asia, komitmen investasi paling besarnya berasal dari Jepang, yakni US$6,5 miliar.