Pupuk Indonesia akan Bangun 2 Pabrik Metanol Untuk Dukung Program Biodiesel

Katadata
Pupuk Indonesia berencana membangun dua pabrik metanol untuk mendukung program biodiesel pemerintah.
Penulis: Djati Waluyo
22/8/2024, 13.06 WIB

PT Pupuk Indonesia berencana membangun dua pabrik metanol di dua provinsi pada 2030. Direktur Utama Rahmad Pribadi mengatakan pembangunan pabrik metanol dilakukan dalam upaya mendukung pemerintah mempercepat pelaksanaan program B50.

Menurutnya, dalam pencampuran bahan bakar minyak (BBM) dengan bahan bakar nabati khususnya sawit untuk dijadikan B50 memerlukan metanol yang sampai dengan saat ini masih mengandalkan impor.

"Metanol ini, Pupuk Indonesia akan mengembangkan industri metanol, supaya bisa mengurangi volume impor metanol untuk mendukung B40 atau B35," ujar Rahmad saat ditemui di sela acara AZEC 2024, Rabu (21/8).

Rahmad mengatakan, pembangunan dua pabrik yang akan dilaksanakan di Kalimantan Timur dan Nangroe Aceh Darussalam merupakan salah satu upaya perusahaan dalam membantu pemerintah mewujudkan transisi energi.

"Dukungan pupuk Indonesia untuk membantu clean energy transition, transisi energi yang bersih. Itu tahun 2030, karena bangunnya cukup lama," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pembuatan biodiesel membutuhkan metanol untuk mencampurkan BBM. Pembuatan biodiesel melalui proses transesterifikasi dua tahap.

Proses transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H) dengan minyak sawit.

Reaksi transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58-65°C. Bahan yang pertama kali dimasukkan ke dalam reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan hingga suhu yang telah ditentukan .

Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63°C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu.

Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94%. SeLanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol dan metil ester.

Gliserol yang terbentuk berada di lapisan bawah karena berat jenisnya lebih besar daripada metil ester. Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu proses transesterifikasi II.

Reporter: Djati Waluyo