PT Pertamina Patra Niaga menyalurkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang dikenal dengan nama Pertamina Renewable Diesel kepada PT Sojitz Indonesia. Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, megatakan penyaluran HVO merupakan salah satu langkah perusahaan dalam memberikan produk yang lebih ramah lingkungan.
“Kolaborasi ini adalah bukti nyata dari upaya kami untuk memastikan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, baik bagi industri maupun masyarakat luas,” ujar Maya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (11/9).
Maya mengatakan, HVO yang diproduksi di Green Refinery Cilacap ini pun telah diakui secara internasional melalui sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Pertamina telah menyalurkan HVO perdana ke PT Sojitz untuk pengujian pada mesin diesel generator PT MHI Engine System.
Dia mengatakan, penggunaan HVO berpotensi mampu menurunkan emisi karbon hingga 85% dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 90%. Hal ini menjadikan HVO solusi energi yang ramah lingkungan serta mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.
"Secara spesifikasi produk pun, HVO dapat langsung digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi, sehingga diharapkan dampak positif terhadap lingkungan dapat diperluas serta mendukung transisi energi bersih terutama di sektor industri,” ujarnya.
Selain HVO, Pertamina Patra Niaga bersama PT Sojitz Indonesia juga menjajaki berbagai potensi pengembangan energi terbarukan lainnya. Potensi tersebut termasuk penyediaan bahan baku seperti UCO (used cooking oil) dan POME (palm oil mill effluent) dan kredit karbon.
Sementara itu, CEO PT Sojitz Indonesia, Seiji Itagaki, mengatakan kolaborasi ini penting untuk mendukung tujuan bisnis berkelanjutan bagi kedua perusahaan serta memberikan solusi baru energi yang ramah lingkungan kedepannya.
“Sojitz Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan menjalankan upaya bisnis secara berkelanjutan. Kolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga merupakan langkah penting menuju pencapaian pengurangan emisi karbon di Indonesia,” ujar Itagaki.