Harga Bioetanol Turun Jadi Rp 14.144 per Liter

123RF.com/Sergey Galushko
2/10/2024, 14.32 WIB

Harga Indeks Pasar (HIP) untuk Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Bioetanol Oktober 2024 ditetapkan sebesar Rp 14.144 per liter. Harga Bioetanol tersebut mengalami penurunan sebanyak Rp 794 apabila dibandingkan dengan September, dimana pada bulan lalu harganya sebesar Rp 14.938 per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Agus Cahyono Adi, mengatakan keputusan tersebut tertuang dalam surat Nomor T-3763/EK.05/DJE.B/2024 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Indonesia (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, pada 24 September 2024.

"Penetapan harga itu berlaku 1 Oktober 2024," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (2/10).

Bioetanol adalah bahan bakar berbasis nabati yang bisa dijadikan pengganti BBM. Salah tumbuhan yang bisa menjadi bahan baku bioetanol adalah tebu.

Penurunan harga bioetanol tersebut bersebrangan dengan harga biodiesel yang naik pada Oktober 2024. Harga Indeks Pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel Oktober 2024 ditetapkan sebesar Rp 12.633 per liter ditambah ongkos angkut, naik dibandingkan bulan lalu yang  Rp 12.389 per liter ditambah biaya angkut.

Pemerintah Bakal Genjot Bioetanol

Pemerintah akan menggenjot bioetanol untuk campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di Indonesia. Langkah tersebut bertujuan untuk menekan impor BBM.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan penggunaan bioetanol sebagai campuran pada BBM jenis bensin di Indonesia bisa menekan importasi dan mewujudkan swasembada energi ke depannya. Pemerintah telah mendorong kendaraan listrik untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Namun upaya itu saja tidak cukup sehingga penggunaan bioetanol harus didorong.

"Dan ini saya yakini tidak hanya pemerintah saat ini, pemerintah ke depan juga menginginkan swasembada energi yang sehat," kata Erick di sela menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (10/7) malam.  

Erick menjelaskan bahwa dalam era digitalisasi saat ini, semakin banyak orang yang akan beralih ke mobil listrik. Hal ini  mengakibatkan berkurangnya jumlah mobil yang menggunakan bahan bakar fosil. Dia juga menyoroti bahwa penggunaan bahan bakar fosil tersebut dapat digantikan dengan bioetanol.

Menurut dia, penggunaan bioetanol dianggap sebagai alternatif yang positif ke depan karena memberikan potensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta menyumbang pada upaya perlindungan lingkungan dan keberlanjutan energi. 



Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pemerintah Kebut Implementasi Perjanjian Dagang, Sudah Siapkah RI?" , https://cms.katadata.co.id/content/preview/200953
Penulis: Happy Fajrian
Editor: Happy Fajrian



Reporter: Djati Waluyo