PT Geo Dipa Energi menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha 2 akan mulai beroperasi atau commercial operation date (COD) pada 2027. General Manager PT Geo Dipa Unit Patuha, Ruly Husnie Ridwan, mengatakan proyek tersebut akan menghasilkan listrik sebesar 55 megawatt (MW).
"Untuk COD-nya di 2027, kalau detail bulannya saya nggak hafal," ujar Ruly saat ditemui di Pers Tour Kemenkeu, di Bandung, Jumat (8/11).
Ruly mengatakan, sampai dengan saat ini progres pembangunan proyek PLTP Patuha 2 telah mencapai 50%. Seluruh pengeboran sumur produksi sudah selesai tinggal membangun pembangunan turbin. PLTP Patuha 2 akan meningkatkan kapasitas listrik yang dioperasikan Geo Dipa di Patuha naik dua kali lipat menjadi 110 MW.
Pembangunan PLTP Patuha 2 menggunakan dana pinjaman Asian Development Bank (ADB) senilai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,6 triliun. Dana tersebut bukan hanya untuk pembangunan PLTP Patuha 2 tetapi juga untuk PLTP Dieng 2.
Selain pinjaman ADB, Ruly mengatakan pembangunan PLTP Patuha 2 Geo Dipa Energi didanai oleh consignment Clean Technology Fund (CTF). "Pinjamannya dengan bunga yang sangat ringan. Jadi kalau ADB bunga pinjamannya di 0,5 persen, kalau CTF itu mungkin lebih ringan lagi," ujarnya.
Dia mengatakan, pasokan listrik yang dihasilkan PLTP Patuha 2 akan sepenuhnya dibeli oleh PT PLN (Persero) dan masuk ke dalam jaringan interkoneksi Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Sedangkan tarif listrik yang diterima oleh Geo Dipa Energi dari PLTP Patuha sebesar US$ 7 sen per kilowatt hour (KWh). Tarif tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan sumber listrik yang berasal dari energi baru terbarukan lainnya di kisaran US$ 9-10 sen per KWh.
"Kami sendiri 2014 berarti sudah hampir 10 tahun eskalasinya. Jadi tadi awalnya US$ 4,45 sen/KWh, harga hari ini itu jadi kurang lebih angka US$ 7 sen/KWh," ujarnya.