Dow Indonesia membuka peluang untuk bekerja sama dengan pelanggan dan pemerintah dalam berinvestasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tanah air.
Perusahaan yang bergerak di bidang material science ini meyakini solusi dan produk yang ditawarkannya dapat membantu Indonesia dalam mengembangkan industri kendaraan listrik sebagai upaya untuk menurunkan emisi di sektor transportasi dan mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat.
“Dow punya komitmen yang serius untuk Indonesia termasuk dalam jangka panjang. Tentu saja kalau ada peluang investasi kami akan siap untuk menjajaki, khususnya apabila itu relevan dengan strategi bisnis dan solusi-solusi yang kami tawarkan,” kata Presiden Direktur Dow Indonesia Riswan Sipayung kepada Katadata.co.id, dikutip Jumat (20/5).
Dia menambahkan bahwa Dow fokus membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan berbagai solusi EV berkelanjutan di Indonesia. Mulai dari desain, produksi, penggunaan, hingga akhir masa pakai.
Apalagi, secara global Dow telah terlibat dalam industri transportasi selama lebih dari 100 tahun. “Inovasi terjadi di setiap langkah untuk memenuhi permintaan akan transportasi yang lebih listrik, terhubung, dan otonom, kami terlibat di setiap fase siklus hidup kendaraan,” ujarnya.
Kini melalui platform MobilityScience™ untuk kendaraan listrik, perusahaan masuk ke Indonesia pada 1973 ini menawarkan produk-produk canggih dan layanan ekstensif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari poliolefin, poliuretan, akrilik, bahan kimia khusus dan silikon.
“Kami berkomitmen untuk membawa kekuatan teknologi material science terdepan kami ke industri transportasi dan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dengan menurunkan emisi di setiap aspek kehidupan kita,” ujarnya.
Melalui platform MobilityScience untuk EV, Dow meyakini bahwa kemampuannya dalam ilmu material dapat memiliki peran penting dalam berkontribusi pada ekonomi global yang netral karbon. Dow memiliki target untuk menurunkan emisi karbon sebesar 15% dibandingkan level 2020 yang sebesar 5 juta metrik ton pada 2030 dan menjadi netral karbon pada 2050.
“Selain mengurangi emisi dari perusahaan kami sendiri, kami juga berinvestasi dan berinovasi pada produk rendah karbon,” ujar Riswan.
Business Development Manager Dow, Ferdinand Tjongoro mengatakan bahwa bisnis baterai listrik di Indonesia masih sangat baru namun berkembang dengan sangat dinamis dan cepat.
“Untuk investasi sekarang ini Dow belum ada secara kemitraan dalam bentuk joint venture atau apa. Tapi kami selalu terbuka untuk eksplore dengan siapapun dalam pengembangan industri baterai,” ujarnya.
Dow menganggap bahwa mobilitas listrik sebagai masa depan, di mana telah terjadi pergeseran global menuju adopsi kendaraan listrik dengan tekanan yang meningkat terkait pengetatan peraturan emisi, investasi dari pemerintah dan minat konsumen.