Perusahaan Mobil Listrik Dunia Berlomba Bangun Pabrik di Batang

Happy Fajrian
19 Mei 2022, 19:22
investasi, mobil listrik, baterai listrik, tesla, kendaraan listrik
ANTARA FOTO/REUTERS/Antonio Bronic
Mobil listrik sedang di isi ulang di sebuah jalan di London, Inggris, Selasa (4/2/2020).

Produsen mobil listrik besutan Elon Musk, Tesla, disebut akan berinvestasi di Indonesia tahun ini. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan sebagian dari investasi Tesla akan dilakukan di Kawasan Industri Terpadu KIT) Batang, Jawa Tengah.

“Saya sudah merayu mereka kemarin, dan Bapak Menko Marinves (Luhut Binsar Pandjaitan) sudah memberikan informasi bahwa sebagian (investasi Tesla) akan dilakukan di Jawa Tengah, di Batang,” ujarnya dalam Road to G20: Investment Forum “Mendorong Percepatan investasi Berkelanjutan dan Inklusif”, dikutip Kamis (19/5).

Bahlil mengatakan bahwa Jawa Tengah akan menjadi pusat kawasan industri terbaik di Indonesia, yaitu di Batang. Pemerintah telah menyiapkan KIT Batang sebagai kawasan pengembangan baterai kendaraan listrik sejak beberapa tahun terakhir.

Kawasan industri seluas 4.300 ha itu menjadi industri terintegrasi antara baterai listrik dan pabrik mobil listrik dengan sejumlah keunggulan seperti dekat dengan tol dan kota Semarang, serta dekat pelabuhan untuk ekspor.

“Di sana akan ada perusahaan-perusahaan besar, seperti LG, Foxconn, kemudian Tesla pun Insya Allah akan masuk ke sana, dan beberapa perusahaan lain termasuk pabrik kaca yang konstruksinya sudah dimulai,” kata Bahlil.

Bahlil mengatakan ketertarikan perusahaan kendaraan listrik berinvestasi karena Indonesia menyiapkan ekosistem baterai mobil listrik yang komprehensif mulai dari hulu hingga ke hilir, yakni dari tambang, smelter, prekursor, sel baterai, hingga daur ulangnya.

Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang luar biasa untuk membangun industri baterai listrik. “Untuk membuat baterai mobil listrik butuh empat komponen, nikel, cobalt, mangan dan litium. Kita memiliki cadangan nikel 25% dari cadangan dunia. Yang kita ga punya cuma litium,” ujarnya.

Selain itu dia memastikan ongkos produksi di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan lokasi lain di dunia. Bahkan pemerintah siap memfasilitasi investor untuk memproses perizinan jika ingin berinvestasi di Indonesia.

“Jadi sangatlah rugi bagi teman-teman investor yang ingin mengembangkan ekosistem baterai mobil tidak melakukan investasi di indonesia. Kalau investor ingin melakukan investasi di Indonesia, izinnya semua akan diurus pemerintah melalui Kementerian Investasi dan insentif apa yang dibutuhkan selama tidak melanggar undang-undang akan kita urus, tidak perlu datang,” kata Bahlil.

Berikut adalah daftar perusahaan baterai listrik yang telah berinvestasi pada bisnis ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

1. LG Chem

LG menggelontorkan investasi senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 144,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.733/US$) untuk membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia mulai dari pertambangan, peleburan, pemurnian, serta industri prekursor dan katoda, serta sel baterai.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa investasi LG ini merupakan yang terbesar sejak era reformasi dimulai.

Perusahaan asal Korea Selatan ini akan membangun industri prekursor dan katoda di kawasan industri terpadu Batang, Jawa Tengah, dan melalui anak usahany LG Energy Solutions membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat.

Dalam membangun pabrik sel baterai LG tergabung dalam konsorsium yang terdiri dari Hyundai Motor Company, KIA Corporation, dan Hyundai Mobis, serta bekerja sama dengan Indonesia Battery Corporation, dengan membentuk perusahaan patungan PT HKML Battery Indonesia.

Pabrik sel baterai ini dibangun dengan biaya sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun, dengan kapasitas produksi 10 gigawatt jam (GWh) yang akan ditingkatkan bertahap menjadi 30 GWh. Sel baterai yang diproduksi di pabrik ini nantinya akan menyuplai kendaraan listrik buatan Hyundai.

2. Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL)

Produsen baterai listrik asal Cina, CATL akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam mengembangkan proyek integrasi baterai kendaraan listrik Indonesia.

Proyek tersebut mencakup penambangan dan pengolahan nikel, bahan baterai kendaraan listrik, manufaktur baterai kendaraan listrik, dan daur ulang baterai. Nilai investasi gabungan atas proyek tersebut mencapai US$ 5,97 miliar atau setara Rp 85,8 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...