Sejumlah mobil dinas milik Pemerintah Daerah Lampung kini dikonversi menjadi mobil yang bisa menggunakan bahan bakar campuran. Selain menggunakan bahan bakar minyak (BBM), mobil juga bisa melaju menggunakan bahan bakar gas (BBG).
Kepala Wilayah Regional Lampung PT Gagas Energi Indonesia (PEI), Yanuar Triaji Baskara, mengatakan sejak 2016 hingga saat ini, ada 75 unit mobil dinas pemerintah provinsi dan kota yang berhasil dikonversi menjadi kendaraan hibrida (hybrid) BBM dan gas.
"Mobil konversi itu terdiri dari mobil Pemerintah Provinsi dan Mobil Pemerintah Kota. Mobilnya mayoritas Avanza, Innova, dan Terios " kata Yanuar saat ditemui di sela-sela acara HUT ke-22 APEKSI di Graha Wangsa Lampung, Jum'at (27/5).
Proyek konversi ini dilakukan oleh PT PEI selaku anak perusahaan dari PT Perusahan Gas Negara. "Produknya namanya 'gasku'," sambung Yanuar.
Selain diterapkan di sejumlah mobil pejabat, terobosan ini juga diterapkan di kendaraan plat kuning atau kendaraan plat umum. Yanuar mencatat, ada 55 unit taksi Trans Lampung yang telah diubah menjadi kendaraan hybrid.
"Taksi Trans Lampung bisa pakai BBG dan bensin. Mobilnya merek Vios, kalau untuk bus Trans Lampung belum. Jadi kalau gasnya habis, mereka bisa ganti ke BBM," ujarnya.
Proyek kerjasama antar Pemda Lampung dan PT PEI ini bermaksud memberikan solusi bagi masyarakat untuk bisa beralih ke energi yang lebih bersih dalam bentuk gas alam.
Akan tetapi, ujar Yanuar, mayoritas masyarakat belum banyak yang tertarik untuk mengonversikan kendaraannya. Hal itu dikarenakan tingginya biaya yang harus ditanggung. Investasi yang harus dikeluarkan mencapai Rp 20 juta hingga Rp 28 juta per unit mobil.
"Itu untuk tabung gas sebesar 15 liter setara premium dan alat konversinya. Konversi ini memang belum familiar di kalangan mobil pribadi," jelas Yanuar.
Soal jarak tempuh, 1 liter produk BBG 'Gasku' rata-rata bisa tahan hingga 13 kilometer. Capaian ini bisa lebih jauh atau lebih pendek tergantung pada CC mobil yang dikomversi.
"Kalau CC makin gede, pasti makin boros. Kalau avanza ini kan 1500 CC, untuk test drivenya sendiri pernah dari Lampung habisnya di Jakarta, sekira 400 kilometer untuk 15 liter gas," papar Yanuar.
Pada kesempatan tersebut, Yanuar mengatakan jika pemanfaatan gas untuk kendaraan bermotor mampu meningkatkan jarak tempuh yang lebih jauh. Selain itu, kendaraan hasil konversi dirasa lebih irit daripada kendaraan yang menggunakan BBM. Adapun harga gas saat ini senilai Rp 4.500 per liter premiun.
"Kalau untuk BBM ini masih impor kan. Tapi kalau BBG ini sumber dari Indonesia, kita konsumsi sendiri, mangkanya untuk harganya jauh lebih murah," tambahnya.
Menurut Yanuar, produk 'Gasku' diklaim memiliki oktan 120, hampir mendekati oktan Pertamax Turbo. Angka oktan itu lebih besar dari Pertalite yang hanya diangka 90. "Artinya pembakaran akan jauh lebih efisien," jelasnya.
Yanuar pun menyampaikan, bagi masyarakat yang tertarik untuk mengoversikan kendaraannya. Mereka bisa datang langsung ke kantor PT PEI Regional Lampung yang berlokasi di Jalan soekarno hatta km 9, Sukabumi, Lampung.
Kantor tersebut juga merupakan satu-satunya stasiun pengisian BBG di Provinsi Lampung. "Akan kami data dan kami arahkan ke penyedia dan penjual konverter tersebut," tukas Yanuar.