BNI Buat Portofolio Hijau, Pencegahan Polusi Jadi Syarat Pinjaman

Katadata
Enterprise Risk Management Division Head BNI Rayendra Minarsa Goenawan di Regional Summit 2022, Jakarta, Kamis (1/12). Foto: Arif Kamaludin (Katadata).
1/12/2022, 17.24 WIB

PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI menyatakan telah membentuk portofolio pembiayaan hijau. Kontribusi portofolio pembiayaan tersebut mencapai 28,5% kepada total pembiayaan BNI hingga semester I-2022.

Enterprise Risk Management Division Head BNI Rayendra Minarsa Goenawan mengatakan nilai portofolio hijau BNI hingga Juni 2022 telah mencapai Rp 176,4 triliun.

Dalam portofolio tersebut, BNI membagi pembiayaan dalam lima kategori, yakni penguatan dan pengembangan ekonomi sosial, pencegahan polusi, manajemen keberlanjutan lingkungan, energi baru terbarukan, dan manajemen air berkelanjutan.

"Ini akan jadi jembatan untuk BNI bersama pelaku usaha untuk masuk tahap transisi karena ada beberapa kriteria-kriteria yang dimasukkan dalam prinsip ESG saat mendapatkan pembiayaan hijau BNI," kata Rayendra dalam Regional Summit 2022 yang diselenggarakan Katadata.co.id, Kamis (1/12).

Berdasarkan paparan BNI, kategori pembiayaan terbesar dalam portofolio hijau mereka adalah penguatan dan pengembangan ekonomi sosial senilai Rp 121,9 triliun. Sementara itu, nilai kategori terendah adalah pencegahan polusi sejumlah Rp 6,7 triliun.

Adapun, pembiayaan hijau BNI sejauh ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pembangunan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM senilai Rp 117,9 triliun.

Rayendra menjelaskan pemberian pembiayaan hijau BNI tidak seperti pembiayaan konvensional. Pasalnya, proses pemberian pembiayaan tersebut memasukkan prinsip-prinsip tata kelola lingkungan dan sosial atau ESG.

"Kalau dulu selalu dilihat dari kemampuan bayar dan kemampuan pelaku usaha berkembang setelah mendapatkan pembiayaan, tapi kami juga menerapkan situasi lingkungan dan ESG dalam pembiayaan hijau," ujar Rayendra.

Rayendra mengatakan BNI akan mendampingi pelaku usaha dalam menerapkan prinsip ESG jika mendapatkan pembiayaan hijau BNI. Ia juga menjelaskan bahwa setiap penerapan model pembiayaan ini harus dilakukan secara bertahap.

Salah satu tantangan dalam penerapan ESG adalah penggunaan energi baru terbarukan atau EBT. Rayendra berpendapat tantangan terbesar dalam penggunaan EBT oleh pelaku usaha adalah pengembangan industri mineral dalam produksi baterai.

Reporter: Andi M. Arief