Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk Tak Melulu Kendaraan

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.
Bus listrik melintas di Jl MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (27/12/2022). PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) berencana menambah 190 bus listrik pada 2023 untuk mendukung kualitas udara Jakarta lebih ramah lingkungan.
Penulis: Lavinda
7/6/2023, 14.57 WIB

Indeks kualitas udara DKI Jakarta berada dalam kategori tidak sehat, bahkan di peringkat kelima terburuk di dunia. Namun, hal itu dinilai tidak melulu disebabkan oleh banyaknya kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalanan Ibu Kota.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2022, penjualan kendaraan bermotor dari segmen roda empat tercatat mencapai 1 juta unit atau meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan dari pabrik ke dealer selama periode Januari hingga Desember 2022 mencapai angka 1.048.040 unit.

Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu berpendapat, kendaraan bermotor hanya salah satu sumber penghasil polusi sekitar 30%-40%.

"Sementara itu, ada lebih dari 100 industri dalam radius 100 Km dari Jakarta, ada sekitar 10 PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) batu bara yang berkontribusi sekitar 20%-30%," kata Yannes kepada Antara, dikutip Rabu (7/6).

Selain itu, penyebab kualitas udara memburuk lainnya ialah aktivitas warga yang kerap kali membakar sampah di pekarangan rumah. Dengan demikian, asap-asap tersebut menghasilkan udara yang tidak sehat.

"Pembakaran sampah pada radius 100 km dari Jakarta yang diperkuat oleh perubahan pola udara dan membuat stagnasi pergerakan udara terakumulasi di Jakarta, serta tidak adanya hujan dan kelembaban udara," kata dia.

Sebelumnya, indeks kualitas udara DKI Jakarta berada di peringkat kelima terburuk di dunia pada Rabu (7/6) pukul 8.25 WIB. Secara histori, Indonesia berada di urutan ke-26 negara dengan polusi terburuk di dunia pada 2022.

Berdasarkan data IQAir, indeks kualitas udara atau air quality index (AQI US) Jakarta tercatat memiliki poin 156.

Menurut acuannya, AQI US pada rentang 0-50 berarti kualitas udara baik, sementara rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan rentang 101-150 kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Selanjutnya, kualitas udara tidak sehat memiliki rentang 151-200, kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 201-300, dan kualitas udara berbahaya memiliki rentang lebih dari 301.

Data IQAir menyebutkan, Kota New York di Amerika Serikat menjadi kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia, dengan indeks 196. Kemudian, Doha di Qatar menjadi kota dengan polusi udara terburuk kedua, yakni 172, New Delhi di India di posisi ketiga dengan indeks 171, dan Dhaka di Banglades di urutan keempat dengan indeks 157.