Brasil meluncurkan sebuah proposal untuk membentuk sebuah dana global untuk mendanai konservasi hutan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim PBB COP28, di Dubai, pada Jumat (1/12). Dana tersebut diharapkan dapat mengumpulkan US$250 miliar dari sovereign wealth funds dan para investor lainnya, termasuk industri minyak.
Menurut laporan Reuters, proposal yang dipresentasikan dalam sebuah panel selama pertemuan di Dubai ini menyediakan dana bagi 80 negara yang memiliki hutan tropis untuk membantu memelihara pohon-pohon mereka. Pembayaran tahunan dilakukan berdasarkan jumlah hektare hutan yang dikonservasi atau dipulihkan.
Pemerintah Brasil mengatakan, proposal yang disebut "Tropical Forests Forever" ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan yang ada dalam mekanisme pembiayaan yang sebagian besar berfokus pada pembayaran untuk penangkapan karbon atau jasa lingkungan.
"Ada kebutuhan mendesak akan sumber daya keuangan berskala besar untuk melindungi hutan tropis, keanekaragaman hayatinya, dan orang-orang yang tinggal di dalamnya, melindungi dan bergantung pada hutan-hutan tersebut," demikian seperti dikutip dari presentasi tersebut.
Rencana yang diluncurkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva dan Menteri Keuangan Fernando Haddad ini menyerukan penciptaan instrumen global yang inovatif untuk memberi imbalan atas pemeliharaan dan restorasi hutan tropis. Brasil meminta negara-negara lain untuk berkontribusi pada desain akhir dana tersebut.
"Negara-negara yang memiliki hutan tropislah yang akan berkontribusi untuk memperbaiki proposal ini, sehingga benar-benar menjadi inisiatif formal," ujar juru runding iklim Brasil, Andre Correa do Lago, kepada Reuters.
Di antara kriteria bagi negara-negara yang berpartisipasi dalam dana tersebut, tingkat deforestasi tahunan harus tetap berada di bawah persentase yang belum ditentukan, dan harus menurun atau tetap sangat rendah. Negara-negara yang melakukan deforestasi akan dikenai sanksi berupa potongan dana.
Target penggalangan dana awal, menurut presentasi pemerintah Brasil, adalah US$250 miliar. Dana tersebut akan disimpan di sebuah organisasi global, yang dapat menggalang dana lebih lanjut dengan menerbitkan obligasi berisiko rendah.