Para Capres - Cawapres Sepakat Transisi Energi Adalah Keharusan

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/Spt.
Ilustrasi, peserta membawa poster saat Aksi Global Climate Strike di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/9/2023). Aksi yang diinisiasi oleh Climate Ranger Jogja bersama komunitas lingkungan itu menyuarakan isu perubahan iklim, seperti masalah sampah yang tidak terkelola dengan baik, serta transisi energi di Indonesia.
Penulis: Nadhira Shafa
19/12/2023, 20.45 WIB

Para calon presiden dan wakil presiden (Capres - Cawapres) yang akan bersaing dalam Pemilu 2024 mendatang sepakat transisi energi merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda lagi.

Hal ini diungkapkan perwakilan tim pemenangan nasional (TPN) dari masing-masing Capres - Cawapres dalam diskusi bertajuk "Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik” yang digelar Greenpeace Indonesia dan Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Selasa (19/12).

Juru bicara TPN Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) Irvan Pulungan mengatakan, pasangan Capres - Cawapres nomor urut 1 memiliki komitmen kuat untuk mendorong transisi energi hijau di Indonesia. Menurutnya, transisi ekonomi hijau adalah pusat dari kebijakan ekonomi politik Indonesia di masa yang akan datang.

“Dalam konteks transisi ekonomi hijau, nantinya RPJMN bisa mendorong kebijakan ekonomi politik yang lebih hijau dan berkelanjutan. Penting untuk menjaga proses tersebut di Bappenas dan pemerintah. Proses itu penting untuk melakukan audit lingkungan terhadap kebijakan politik kita dan proyek strategis nasional," kata Ivan.

Terkait pendanaan transaksi ekonomi hijau, pihaknya juga akan mendorong environmental payment services dan polluter pays principle sebagai bagian untuk menemukan sumber-sumber pendanaan baru, selain melalui transaksi konvensional. 

“Selain melalui transaksi konvensional, tim kami juga akan mendiskusikan dalam segi non konvensional, seperti di policy brief Greenpeace dan CELIOS, yang membicarakan tentang blended finance

Kami juga akan mendiskusikan, bagaimana posisi kita di internasional dengan menerjemahkan hasil negosiasi di tingkat global dan menurunkannya sebagai arsitektur finansial yang menguntungkan Indonesia” Jawab Irvan.

Sementara, Anggota Dewan Pakar TPN Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo, mengatakan paslon nomor urut dua ini memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang unggul, sejahtera, serta berkelanjutan dalam hal ekonomi hijau dan biru.

Drajad menjelaskan, jika terpilih, pemerintahan Prabowo - Gibran akan melanjutkan langkah-langkah strategis yang sudah ada untuk mempercepat transisi energi hijau di Indonesia.

“Prabowo - Gibran menempatkan mitigasi perubahan iklim di tantangan pertama dalam delapan tantangan yang ada. Dalam program kerja, kami menyertakan ekonomi hijau dan ekonomi biru. Selain itu, dalam menangani masalah lingkungan, kami bukan hanya melihat dari natural resources saja, melainkan juga human resources,” Kata Drajad.

Untuk pendanaan transisi energi ini, ia mengutarakan adanya rencana mengenai perombakan di dalam sistem perpajakan, khususnya terkait pajak pertambahan nilai (PPN). Kemudian, memasukkan digitalisasi disektor ekstraktif sebagai salah satu prioritas.

Adapun, TPN Ganjar Pranowo - Mahfud MD mengatakan, paslon nomor urut tiga ini memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil, inklusif, dan berdaya saing dalam hal energi. Dalam hal itu, ekonomi hijau akan menjadi acuan untuk program-program yang akan dijalankan.

Anggota Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Agus Hermanto mengatakan, upaya penerapan ekonomi hijau dan ekonomi biru, yang akan menjadi sumber ekonomi baru Indonesia dalam jangka panjang dan inklusif, akan digalakkan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berkontribusi dalam perubahan iklim.

"Dalam penerapan ekonomi hijau, kami akan mempercepat transisi energi yang difokuskan pada pemanfaatan energi terbarukan” kata Agus.