Beberapa waktu terakhir, trend bisnis thrift atau thrifting tengah naik daun. Banyak diantara kita yang mengenal bahwa thrift adalah usaha yang menjual barang-barang bekas namun masih layak pakai. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan usaha thrift? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Bisnis Thrift?
Berdasarkan keterangan di Digilib.uinsby.ac.id, secara thrift berasal dari kata thrive yang artinya berkembang atau maju. Sedangkan thrifty berarti cara menggunakan uang dan barang dengan baik dan efisien. Dengan demikian, thrifting diartikan sebagai kegiatan jual beli barang bekas dalam rangka melakukan penghematan atau menggunakan uang secara efisien.
Jika melihat dari sejarahnya, budaya thrifting berkaitan dengan pakaian yang merupakan bentuk perlawanan atas budaya konsumen fast fashion. Budaya thrift ini mengusung dan menyiratkan nilai lingkungan. Jual beli pakaian bekas ini secara tidak langsung dapat membantu mengurangi limbah anorganik khususnya limbah pakaian.
Tips Memulai Bisnis Thrifting
Thrift adalah bentuk usaha yang kini sedang banyak dilirik banyak orang. Peluang usaha thrift shop memang cukup menjanjikan. Akan tetapi, persaingan bisnis barang-barang bekas khususnya produk fashion juga cukup sengit.
Maka dari itu, Anda harus memiliki strategi khusus dalam membangun usaha thrifting. Berikut ini sejumlah tips memulai bisnis thrifting yang bisa Anda ikuti.
1. Menentukan Modal Usaha
Hal pertama yang harus Anda lakukan sebelum memulai bisnis thrift yaitu menentukan modal yang dibutuhkan. Untuk menentukan modal, Anda harus terlebih dahulu melakukan perhitungan kebutuhan usaha tersebut.
2. Melakukan Riset dan Menentukan Target Pasar
Langkah selanjutkan yang bisa Anda lakukan jika ingin memiliki usaha thrift yaitu melakukan riset dan menentukan target pasar. Anda bisa melakukan riset berupa peluang bisnis thrifting dan kondisi kompetitor.
Selain itu, Anda juga harus menentukan target pasar dari usaha tersebut. Dengan demikian, nantinya Anda bisa menentukan strategi marketing dengan tepat.
3. Mencari Supplier
Menjual baju thrift atau produk fashion thrift lainnya mengharuskan Anda mempunyai supplier tetap. Supplier atau pemasok produk sangat diperlukan agar Anda bisa mendapatkan produk dengan kualitas terbaik namun harganya terjangkau. Dengan demikian, Anda juga bisa menjual produk thrift tersebut kepada konsumen dengan harga yang bisa bersaing dengan kondisi pasar.
4. Buat Brand dan Toko Sendiri
Agar usaha bisa berkembang lebih pesat, maka Anda harus membangun brand dan toko sendiri. Anda bisa membuka toko secara online, offline, atau keduanya. Namun sebelum membuka toko, pastikan Anda telah membuat analisis usaha dengan tepat. Tujuannya agar bisnis yang dijalankan bisa terus menguntungkan.
5. Membuat Katalog Produk
Katalog produk menjadi juga menjadi hal penting yang harus Anda persiapkan saat berjualan barang-barang thrift. Katalog berguna untuk mempermudah konsumen yang hendak membeli produk Anda. Agar katalog nampak menarik, Anda harus mempersiapkan foto produk dengan baik sehingga katalog akan terlihat profesional.
6. Tentukan Harga Produk
Menentukan harga juga menjadi langkah penting dalam memulai bisnis thrift. Untuk menentukan harga yang ideal, Anda perlu melakukan riset dari kompetitor. Dengan demikian, harga produk yang Anda jual bisa bersaing dengan kompetitor.
7. Membuat Strategi Pemasaran yang Tepat
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka kini Anda sudah menentukan strategi pemasaran yang tepat. Ada beberapa strategi marketing yang bisa diterapkan, mulai dari marketing konvensional hingga digital marketing. Anda bisa menyesuaikan strategi marketing dengan target pasar yang dituju.
Itulah penjelasan seputar bisnis thrift. Anda bisa menjadikan thrifting sebagai pilihan usaha yang menguntungkan.