Mengenal Politik Uang, Taktik Curang Politikus Jelang Pemilu

ANTARA FOTO/Maulana Surya/foc.
Warga melewati mural bertema Tolak Politik Uang di Kampung Sondakan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/7).
28/3/2023, 15.40 WIB
Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Pemilu. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Apa yang Memicu Politik Uang?

Secara teori, Burhanuddin menulis, sistem multipartai yang ekstrem merupakan salah satu faktor yang dipercaya mendorong politik uang. Untuk Pemilu 2024, terdapat 17 partai politik yang akan berpartisipasi memperebutkan 580 kursi di majelis rendah.

Selain itu, sistem pemilihan proporsional terbuka juga dianggap berkontribusi mendorong politik uang. Indonesia mulai menerapkan sistem ini pada 2009. Ini bermuara ke perubahan strategi kampanye ke berbasis kandidat dari berbasis partai dalam sistem proporsional tertutup.

“Akibatnya, tekanan caleg mengejar suara personal meningkat, sehingga taktik kampanye termasuk dengan menggunakan jual-beli suara sebagai bagian diferensiasi dengan caleg sesama partai makin menjadi pilihan,” tulis Burhanuddin dalam jurnal berjudul Politik Uang dan New Normal dalam Pemilu Paska-Orde Baru yang terbit pada 2019.

Berdasarkan survei pasca-Pemilu 2014 dan 2019, Burhanuddin memperkirakan, antara 19,4% dan 33,1% pemilih terpapar pada politik uang. Kisaran ini “sangat tinggi” menurut standar internasional.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman