Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK resmi menjaring Bupati Bogor, Ade Yasin dalam Operasi Tangkap Tangan atau OTT, Rabu (27/4). Wanita yang bakal berusia 53 tahun Mei mendatang, diringkus karena dugaan kasus suap.
“Terkait dugaan suap pengurusan temuan laporan keuangan Pemkab Bogor,” kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK, Ali Fikri di kantornya, kemarin.
Ade Yasin ditangkap bersama 11 orang lain, yang terdiri dari beberapa pejabat dan aparatur sipil negara atau ASN pemerintah Kabupaten Bogor, serta pegawai Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK perwakilan Jawa Barat. KPK juga menyita uang dari OTT tersebut, yang jumlahnya masih dihitung.
Berdasarkan penelusuran Katadata.co.id pada laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN, Ade memiliki total harta kekayaan hingga Rp 4,1 miliar per 31 Desember 2020.
Perempuan dengan nama lengkap Ade Munawaroh Yasin itu mengaku memiliki tanah dan bangunan, dengan nilai total mencapai Rp 2,29 miliar. Aset tersebut terbagi dalam tiga kategori, pertama tanah seluas 574 meter persegi, senilai Rp 1,65 miliar di kawasan Bogor.
Kedua, tanah seluas 340 meter persegi dengan nilai Rp 505 juta, dan ketiga merupakan tanah seluas 1.590 meter persegi dengan nilai setara Rp 135 juta.
Tak hanya itu, Ade juga diketahui memiliki mobil merek Mitsubishi Xpander 1,5L Ultimate, keluaran 2019 dengan harga Rp 200 juta. Selain itu, ada juga BMW 320 I CKD AT keluaran 2016 seharga Rp 435 juta.
Adapun untuk aset dalam bentuk harta bergerak senilai Rp 600 juta, kas lebih dari Rp 700 juta, dan utang lebih dari Rp 140 juta.
Pada 29 April 2020, harta kekayaan Ade diketahui mencapai Rp 3,7 miliar. Pada periode tersebut, mobil merek BMW belum terdata pada laporan harta kekayaan. Namun, terdapat tiga kendaraan lain, yaitu Motor Kawasaki Edge keluaran 2012 senilai Rp 10 juta, Mobil Mazda keluaran 2010 seharga Rp 155 juta, dan Mobil Daihatsu Ferozza 2 WD keluaran 1995 senilai Rp 65 juta.
Adik dari Bupati Korup Rahmat Yasin
Ade yang merupakan Bupati Bogor ke-12, adalah adik dari mantan Bupati Bogor ke-10 yakni Rahmat Yasin. Pria kelahiran 57 tahun lalu itu, berhasil menjabat sebagai Bupati Bogor selama dua periode, yakni pada 2008-2013 dan 2013-2014.
Masa kepemimpinan Rahmat yang singkat di periode kedua, lantaran dirinya terlibat kasus korupsi. Pada 7 Mei 2014, KPK menangkap Rahmat di rumah pribadinya di Bogor Barat. Dia diduga terlibat dalam kasus suap pemberian rekomendasi alih fungsi hutan lindung di kawasan Puncak, Bogor.
Akibatnya, Rahmat dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider tiga bulan penjara. Kakak dari Ade Yasin tersebut resmi bebas pada Mei 2019. Namun, tak berselang lama, Rahmat kembali terjerat kasus gratifikasi tanah seluas 20 hektare dan mobil senilai Rp 825 juta, pada Juni 2019.
Tak berhenti di sana, Rahmat juga didakwa menerima gratifikasi uang Rp 8,9 miliar untuk kepentingan pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bogor 2013, dan Pemilihan Legislatif 2014. Alhasil, dia divonis 2 tahun 8 bulan penjara dengan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan penjara, pada putusan per Maret 2021.
Selang satu periode kepemimpinan dari sang Kakak, Rahmat Yasin, mojang Bogor yang besar di tanah kelahirannya itu, resmi menjabat sebagai Bupati Bogor sejak 30 Desember 2018. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor, dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan alias PPP, sejak 2014 hingga 2018.
Unggul dari Anak Raja Dangdut
Ade Yasin yang didampingi Iwan Setiawan sebagai Wakil Bupati Bogor berhasil mengumpulkan 41,12 % atau lebih dari 912 ribu suara pemilih pada 6 Juli 2018. Itu sekaligus mengalahkan pasangan Gunawan Hasan dan Ficky Rhoma Irama, yang hanya memperoleh 4,5 % suara atau sekitar 100 ribu lebih. Seperti nama belakangnya, Ficky merupakan anak dari Raja Dangdut, Rhoma Irama.
Pada saat pencalonan Bupati Bogor, Ade Yasin diketahui memiliki harta kekayaan mencapai Rp 4,7 miliar. Jumlah tersebut menyusut dibandingkan LHKPN Ade Yasin pada akhir 2020, yakni Rp 4,1 miliar.
Nyaris empat tahun menjadi Bupati Bogor, akhir 2021 Ade sempat memaparkan perkembangan ekonomi Kabupaten Bogor. Melansir laman Portal Resmi Kabupaten Bogor, hingga akhir 2021 nilai produk domestik regional bruto atau PDRB Kabupaten Bogor mencapai Rp 245,22 triliun, atau naik 3,8 % dari capaian tahun sebelumnya yakni Rp 236,15 triliun.
Mengacu pada data tersebut, Ade mengklaim bahwa naiknya PDRB telah berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat Kabupaten Bogor, sehingga angka pengangguran turun 2,07 %.
Di sisi lain, Ade juga menyampaikan bahwa indeks pembangunan manusia atau IPM Kabupaten Bogor mengalami kenaikan di tengah pandemi. Pada 2020 terdapat 45 desa tertinggal, yang berhasil naik status menjadi berkembang pada 2021. Dengan begitu, Ade Yasin mengklaim sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Kabupaten Bogor sejak tahun lalu.