Profil M Taufik, Eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Meninggal Dunia

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (8/9).
4/5/2023, 16.54 WIB

Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta M Taufik telah meninggal dunia pada Rabu (3/5) akibat kanker paru-paru. Taufik merupakan pejabat terpilih dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang pernah dipenjara akibat kasus korupsi.

Politisi berusia 66 tahun itu meninggal pukul 21.45 WIB setelah menjalani perawatan di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi di Jakarta Selatan. Adiknya, Oton Saefudin mengatakan kanker paru-paru Taufik telah menjalar ke tulangnya. Keluarga memakamkan Taufik di Al-Azhar Memorial Garden di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hari ini pada pukul 10.00 WIB.

Ketua Fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta Nurhasan menyampaikan duka cita atas kematian rekannya itu. “Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni khilaf dan salahnya, serta dilapangkan kuburnya,” katanya.

PEMERIKSAAN MOHAMAD TAUFIK DI KPK (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.)

Profik M Taufik

Pria bernama lengkap Mohamad Taufik tersebut meninggal setelah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta pada September 2014 hingga April 2022. Partai Gerindra memecat Taufik pada Juni 2022 usai politisi kelahiran ibu kota itu bolak-balik menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali memanggil Taufik sebagai saksi dalam sejumlah kasus dugaan korupsi. Panggilan terakhir jatuh pada pertengahan Maret 2023 terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.

Antara 2004 dan 2005, Taufik sempat mendekam selama 18 bulan di dalam penjara akibat keterlibatannya dalam kasus korupsi logistik pemilu. Ia terbukti merugikan negara hingga Rp 488 juta karena korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004.

Sebelum menjadi anggota legislatif, Taufik memimpin Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta antara 2003 hingga 2004. Ini berarti ia mengawasi penyelenggaraan pemilihan legislatif kedua pasca-Orde Baru dan pemilihan presiden langsung pertama.

Saat menjabat sebagai ketua KPU DKI Jakarta, Taufik merupakan politisi independen hingga 2008. Namun, ia juga menghabiskan karier politiknya bersama partai-partai yang mapan. Ia awalnya bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar) hingga 1998.

Pada 1998 hingga 1999, Taufik bergabung ke Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Partai pecahan dari Partai Golkar ini belum pernah mengirimkan perwakilannya ke DPR.

Taufik melabuhkan karier politiknya di Partai Gerindra pada 2008. Di DKI Jakarta, ia merupakan salah satu penggagas partai belambang burung garuda tersebut.

Ia juga berkontribusi terhadap kampanye yang memenangkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2012.

Dari situs web DPRD DKI Jakarta tertulis, Taufik memiliki pengalaman organisasi di luar partai politik. Ia pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal Serikat Pekerja Maritim Indonesia, ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ), ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jayabaya, dan ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional-Indonesia DKI Jakarta. Ia juga pernah bergabung ke dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman