Muhammad Awaluddin, Bos AP II Dipolisikan Akibat Kasus di Kualanamu

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin berjalan meninggalkan gedung KPK usai menjalani pemeriksaan, Selasa (26/11/2019).
5/5/2023, 17.03 WIB

Bos PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin tengah menghadapi laporan dugaan tindak pidana kelalaian. Laporan ini muncul menyusul kematian seorang perempuan akibat kecelakaan lift di Bandar Udara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada akhir April 2023.

Asiah Shinta Dewi Hasibuan meninggal pada 24 April 2023 akibat kecelakaan lift di bandara yang dikelola oleh perusahaan pelat merah tersebut. Petugas bandara menemukan perempuan berusia 43 tahun itu di bawah lift usai mencium bau busuk pada 27 April 2023.

Suami korban Ahmad Faisal telah memolisikan kasus ini pada Selasa (2/5). Ia melaporkan empat orang, termasuk Awaluddin. Tiga orang lainnya, menurut keterangan pihak kepolisian, adalah pejabat Angkasa Pura Solusi, pejabat Angkasa Pura Aviasi, dan perwakilan pimpinan GMR Airpots.

Faisal melaporkan keempat orang tersebut atas dugaan tindak pidana kelalaian atau kealpaan yang mengakibatkan orang meninggal dunia. Ini sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 359 yang mengancam mereka dengan pidana penjara hingga lima tahun atau pidana kurungan hingga satu tahun.

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Profil Muhammad Awaluddin

Awaluddin telah menjabat sebagai direktur utama AP II sejak September 2016. Pria kelahiran Jakarta ini mulai memimpin pengelolaan bandara itu dua tahun setelah peluncuran resmi Bandara Kualanamu.

Pengangkatan Awaluddin terjadi setelah pendahulunya, Budi Karya Sumadi, memperoleh amanah untuk menjabat sebagai Menteri Perhubungan.

Awaluddin juga menjabat sebagai komisaris utama di perusahaan fasilitas bandara Angkasa Pura Solusi dan perusahaan kargo dan logistik PT Angkasa Pura Kargo. Keduanya merupakan anak usaha dari AP II.

PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan pertama bagi Awaluddin. Ia mengawali kariernya di raksasa teknologi informasi dan komunikasi itu setelah menyelesaikan pendidikan sarjana teknik elektro di Universitas Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.

Kasus kecelakaan di lift Bandara Kualanamu (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/hp.)

Karier Panjang di Telkom

Di Telkom, karier Awaluddin memuncak sebagai direktur bisnis perusahaan atau CEO Enterprise Business antara Januari dan September 2016. Posisi senior pertamanya adalah wakil presiden komunikasi publik dan pemasaran, yang berlangsung antara September 2005 dan Februari 2007.

Namun, Awaluddin sempat meninggalkan Telkom antara 2010 dan 2012. Pria dengan gelar doktor di bidang manajemen ini sempat mengemban jabatan di perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnya, termasuk anak usaha Telkom.

Pada Desember 2010 hingga Mei 2012, Awaluddin menjabat sebagai direktur utama PT Infomedia Nusantara. Anak usaha Telkom ini bergerak di bidang alih daya (outsourcing) proses bisnis.

Awaluddin juga pernah memimpin PT Batam Bintan Telekomunikasi antara Agustus 2007 dan September 2011. Batam Bintan Telekomunikasi melayani jasa telekomunikasi dan jaringan di sejumlah kawasan industri di Batam dan Bintan, Kepulauan Riau. Perusahaan ini juga terafiliasi dengan Telkom.

Pria dengan gelar master dari European University, Belgia, itu juga telah menerima beragam penghargaan. Salah satunya adalah Satya Lencana Pembangunan pada 2008. Tanda kehormatan yang biasanya diberikan pada 20 Mei ini menghargai warga yang berjasa dalam pembangunan secara umum atau secara khusus di bidang tertentu.

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman