Infeksi Virus Corona Melonjak, Indeks Saham Korsel KOSPI Rontok 3,75%

ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap
Pasien yang positif korona didorong menuju rumah sakit di Chuncheon, Korea Selatan, Sabtu (22/2/2020). Indeks Kospi Korea Selatan pada Senin (24/2) rontok hingga 3,75% seiring melonjaknya kasus virus corona di sana menjadi 763 orang.
Penulis: Happy Fajrian
24/2/2020, 14.21 WIB

Indeks saham Korea Selatan (Korsel), Kospi Composite Index, anjlok hingga 3,75% ke level 2.081,84 pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (24/2). Anjloknya indeks saham utama Korsel ini dipicu oleh peningkatan status kewaspadaan virus corona ke level tertinggi oleh pemerintah Negeri Ginseng.

Rontoknya indeks Kospi dipimpin oleh saham Hyundai Motor Co. yang turun hingga 3,91%, Samsung Electronics Co Ltd. 4,05%, serta saham dua maskapai penerbangan Korsel, Korean Air Lines and Asiana Airlines, yang masing-masing turun hingga 5,52% dan 5,54%.

Jatuhnya saham dua maskapai penerbangan tersebut sejalan dengan dihentikannya penerbangan dari dan menuju Daegu yang merupakan kota dengan jumlah kasus infeksi virus corona, COVID-19, terbesar di Korsel.

Dikutip dari Reuters, Korean Airlines menyetop sementara penerbangan ke Daegu hingga 28 Maret, sedangkan Asiana menghentikan penerbangan hingga 9 Maret.

(Baca: Kasus Virus Corona di Korsel Melonjak, Penerbangan ke Daegu Disetop)

Sedangkan Samsung Electronics mengumumkan pada Sabtu (22/2) bahwa kasus virus corona telah menginfeksi pekerja di kompleks pabrik perangkat seluler.

Akibatnya seluruh  fasilitas produksi ditutup hingga Senin pagi, menurut laporan Reuters. Adapun pabrik yang ditutup tersebut menyumbang sebagian kecil dari total produksi ponsel cerdas (smartphone) Samsung.

Sedangkan nilai tukar won Korsel juga melemah 0,99% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 1.220,1 won per US$.

Jumlah kasus infeksi COVID-19 di Korsel hingga hari ini dilaporkan telah mencapai 763 orang. Komisi Kesehatan Korea Selatan melaporkan terdapat 161 kasus infeksi baru pada Senin (24/2), dan telah menaikkan status peringatan terhadap penyakit menular tersebut ke level tertinggi.

(Baca: Harga Emas Naik Dipicu Kasus Baru Corona di Korsel, Italia, dan Iran)

Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan atau KCDC melaporkan kematian ketujuh akibat virus tersebut yakni seorang pria berusia 62 tahun di rumah sakit Cheongdo. Meski sebagian besar kasus baru ditemuka di Daegu, hampir seluruh kota besar dan provinsi melaporkan kasus infeksi.

Pihak berwenang saat ini masih menyelidiki penyebab pasti dari wabah ini, lantaran Pasien ke-31 tidak memiliki catatan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini.

Wakil Menteri Kesehatan Kim Kang-lip menjelaskan pemerintah telah mengambil tindakan dengan meminta para warganya mengkarantina diri sendiri dan melakukan tes pada 9.500 orang yang ikut dalam pelayanan di gereja yang diduga menjadi lokasi penyebaran virus corona.

(Baca: Kekhawatiran Meningkat Seiring Lonjakan Kasus Corona di Luar Tiongkok)

Di Daegu dan wilayah lain, warga berbondong-bondong mendatangi supermarket besar dan apotek untuk membeli masker bedah sebagai persediaan. Foto media lokal menunjukkan ratusan orang berbaris di depan toko E-Mart di Daegu sejak pukul 8 pagi.

Serangkaian acara politik dan budaya pada pekan ini pun dibatalkan. Kementerian Kebudayaan menyebut sebanyak 24 museum dan perpustakaan nasional ditutup sementara.

(Baca: Seluruh Indeks Sektoral Anjlok, IHSG Sesi I Turun 1,19% ke 5.812,16)