PT Diamond Food Indonesia membidik dana segar Rp 91,5 miliar lewat penawaran umum perdana saham (IPO). Perusahaan yang dikenal sebagai produsen es krim Diamond tersebut akan melepas 100 juta saham dengan harga penawaran Rp 915 per saham.
Perusahaan bakal menggunakan 80% dana hasil IPO untuk modal kerja pembelian persediaan dari anak usaha, yaitu PT Sukanda Djaya. Anak usahanya ini bergerak di bidang perdagangan bahan-bahan makanan dan minuman. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 20% untuk modal kerja dan kegiatan operasional Diamond.
Berdasarkan data di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Rabu (15/1), seiring IPO ini, perusahaan akan mengadakan program alokasi saham karyawan (employee stock allocation/ESA). Alokasi saham tersebut sebanyak-banyaknya 7,31 juta saham atau sekitar 7,31% dari saham baru yang ditawarkan lewat IPO ini.
(Baca: 33 Perusahaan Antre IPO, Termasuk Es Krim Diamond)
Bersamaan dengan itu, Diamond akan menerbitkan saham baru kepada Anderson Investments Pte. Ltd. dalam rangka pelaksanaan konversi surat utang menjadi saham (Convertible Bond). Konversi itu diterbitkan berdasarkan Convertible Bonds Subscription Agreement(CBSA) tertanggal 11 Juli 2019 sebanyak 1,15 miliar saham biasa atau sebesar 12,23% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan konversi ini.
Dengan demikian, komposisi saham setelah aksi korporasi ini akan menjadi 43,52% dipegang oleh Chen Tsen Nan. Lalu, sebesar 24,27% saham dikempit Kenneth Chen. Anderson sebanyak 12,23%, publik 1,06%, dan sisanya pemegang saham perseorangan lain.
Penawaran umum saham Diamond berlangsung pada 15-16 Januari 2020 ini. Sedangkan Diamond dijadwalkan bakal resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 Januari 2020. Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek dalam aksi korporasi ini yaitu Indo Premier Sekuritas.
(Baca: Mantan Bos BEI Anggap Isu Saham Gorengan Bisa Rusak Pasar Modal)
Mengutip prospektus perusahaan, Diamond mengantongi laba bersih sebesar Rp 190,95 miliar dalam tujuh bulan yang berakhir 31 Juli 2019 lalu. Capaian tersebut tumbuh 24,2% dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 153,74 miliar.
Capaian positif tersebut seiring kenaikan pendapatan. Sepanjang tujuh bulan 2019, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,89 triliun, tumbuh 10,29% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,53 triliun.