Para analis memberikan prediksi beragam atas laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin, 4 November 2019. Prediksi ini diberikan setelah dirilisnya kinerja keuangan kuartal III oleh sederet emiten, pengumuman inflasi, hingga batalnya rencana penandatangan kesepakatan dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher Jordan mengatakan pembatalan rencana kesepakatan AS dan Tiongkok, serta data inflasi Indonesia yang di bawah ekspektasi menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Ia menilai hal-hal ini turut mempengaruhi pelemahan IHSG pada penutupan pekan lalu.
Pada Jumat pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,34% ke level 6.207. Pelemahan diprediksi masih akan berlanjut ke awal pekan lalu. “Beberapa kinerja kuartal III 2019 emiten dirilis di bawah ekspektasi juga akan menjadi faktor pemberat pergerakan IHSG,” kata dia dalam riset tertulisnya.
(Baca: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2019 Hanya 5,01%)
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga melihat adanya potensi pelemahan lanjutan pada IHSG hari ini. Adapun pada akhir pekan lalu, kinerja sektor manufaktur yang turun signifikan dan inflasi disebutnya menjadi katalis negatif untuk IHSG.
“Secara teknikal IHSG berpotensi kembali bergerak melemah apabila break level 6.200 dengan support resistance 6.170-6.250,” kata dia dalam riset tertulisnya.
(Baca: Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Akhir Tahun Ini Jadi 6.550)
Beberapa saham dinilai Lanjar menarik secara teknikal. Mereka yaitu Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), Charoen Pokpand Indonesia (CPIN), Mayora Indah (MYOR), Buyung Poetra Sembada (HOKI), Bank Tabungan Negara (BBTN), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Ace Hardware Indonesia (ACES), Mitra Adiperkasa (MAPI).
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama melihat potensi penguatan IHSG. “Adanya potensi rebound pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang ke resistance terdekat,” kata dia. Ia memperkirakan level resistance berada di kisaran 6.193-6.243.
Rekomendasi saham dari Nafan yaitu Adhi Karya (ADHI), Adaro Energy (ADRO), Bank CIMB Niaga (BNGA), BRI Syariah (BRIS), Ciputra Development (CTRA), Elnusa (ELSA), Medco Energy (MEDC), Pakuwon Jati (PWON), Telekomunikasi Indonesia (TLKM)