PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih hingga triwulan ketiga 2019 senilai US$ 209,57 juta atau setara Rp 2,93 triliun (kurs: Rp 14.025). Namun, laba bersih perseroan tercatat turun hingga 45,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) senilai US$ 388,04 juta.
Dalam laporan keuangan yang diunggah melalui keterbukaan informasi hari ini, Rabu (30/10), penurunan laba bersih sejalan dengan turunnya pendapatan. Pendapatan perseroan hingga September 2019 senilai US$ 1,14 miliar, turun 8% secara yoy dari akhir September 2018 sebesar US$ 1,24 miliar.
Pendapatan menurun karena penjualan batu bara yang menyusut. Hingga triwulan ketiga 2019, total pendapatan dari batu bara hanya senilai US$ 1,13 miliar, turun 7,8% secara yoy sebesar US$ 1,22 miliar.
Tidak hanya penurunan pendapatan yang menjadi penyebab laba bersih Bayan terkoreksi. Naiknya beban pokok pendapatan juga membuat laba bersih tertekan.
(Baca: Sektor Tambang Sokong IHSG Menguat di Menit-Menit Terakhir)
Pasalnya, perseroan harus menanggung beban pokok pendapatan selama sembilan bulan pertama 2019 senilai US$ 705,61 juta, naik hingga 20,6% secara yoy senilai US$ 584,89 juta.
Naiknya beban pokok pendapatan berasal dari biaya produksi Bayan berupa pengupasan tanah sebesar US$ 340,23 juta, naik 33% dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 255,68 juta.
Selain itu, biaya pertambangan dan pengangkutan batu bara hingga triwulan ketiga 2019 juga naik sebesar 8,4% dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 128,06 juta menjadi US$ 138,91 juta.
Dengan turunnya pendapatan dan naiknya beban pokok pendapatan, laba kotor Bayan juga tercatat turun. Hingga triwulan ketiga 2019, laba kotor perusahaan tercatat senilai US$ 436,32 juta, turun hingga 33,6% secara yoy dari US$ 657,46 juta.
(Baca: Bayan Resources Target Produksi Batu Bara 36 Juta Ton Tahun ini)