Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (14/10), ditutup menguat 0,28% ke level 6.122,89. Penguatan indeks antara lain ditopang aksi beli bersih investor asing pada seluruh pasar sebesar Rp 20,63 miliar.
Mayoritas investor asing melakukan beli di pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 19,36 miliar. Sedangkan pada pasar reguler, asing mencatat beli bersih senilai Rp 1,27 miliar.
Pada perdagangan sesi pertama ini, IHSG dibuka menguat 0,38% di level 6129,23. IHSG terus bergerak di zona hijau dan sempat menyentuh level tertinggi pada level 6.153,57.
Tercatat pula, volume perdagangan sepanjang sesi pertama sebanyak 11,1 miliar saham, dengan nilai transaksinya totalnya Rp 4,21 triliun, dan ditransaksikan sebanyak 363 ribu kali. Sebanyak 213 saham ditutup menguat, 169 saham terkoreksi, dan 133 saham stagnan.
Berdasarkan indeks sektoral, sektor industri dasar pada sesi pertama ditutup menguat paling besar yaitu 0,81%. Beberapa saham yang menopang penguatan sektor ini TPIA naik 0,57% menjadi Rp 8.875, CPIN naik 1,9% menjadi Rp 5.375, SMGR naik 2,11% menjadi Rp 12.075, dan JPFA naik 2,3% menjadi Rp 1.560.
(Baca: Trump Umumkan Kesepakatan Dagang, Bursa Wall Street Melesat Naik)
Sementara itu, sektor Infrastruktur turun 0,92% dan menjadi penghambat laju positif IHSG hari ini. Beberapa saham penyebab terkoreksinya sektor ini, yakni FREN turun 15,91% menjadi Rp 185, TCPI turun 7,69% menjadi Rp 6.300, GIAA turun 1,72% menjadi Rp 570, dan PGAS turun 0,46% menjadi Rp 2.180.
Meski begitu, beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar di sektor ini ditutup menguat sepanjang sesi pertama. Saham TLKM ditutup menguat 0,24% menjadi Rp 4.180, EXCL naik 0,29% menjadi Rp 3.500, lalu JSMR naik 1,36% menjadi Rp 5.575, dan ISAT naik 10,08% menjadi Rp 2.950 per saham.
Sejalan dengan kenaikan IHSG, bursa-bursa di Asia lainnya hingga pukul 12.07 WIB, masih bergerak di zona positif. Hang Seng Index bergerak menguat 1,07%, Shanghai Composite Index bergerak naik hingga 1,39%, dan Strait Times Index tercatat naik 0,35%.
Kenaikan indeks dalam negeri dan Asia lainnya sejalan dengan beberapa sentimen baik dalam maupun luar negeri, khususnya terkait kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok (AS) yang memicu meredanya tensi perang dagang.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan, sepanjang sepekan depan, pergerakan pasar masih akan diwarnai oleh berita perang dagang.
(Baca: Perang Dagang Mereda, IHSG dan Bursa Saham Asia Melaju di Zona Hijau)
Seperti diketahui, perundingan dagang antara AS dan Tiongkok yang berlangsung pada Kamis hingga Jumat (11/10) lalu, berakhir dengan perumusan kesepakatan dagang yang akan diluncurkan dalam beberapa tahap.
Hal tersebut dinilai kalangan pasar sebagai perkembangan yang sangat signifikan di tengah alotnya upaya penyelesaian perang dagang yang berlangsung selama 15 bulan. Pada tahap pertama beberapa poin kesepakatan antara lain mencakup pertanian, nilai tukar, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual.
Tidak hanya terkait sentimen global, IHSG sepekan ke depan juga dinilai Hans bakal dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan perusahaan yang tercatat Bursa Efek Indonesia. Namun, diperkirakan banyak laba bersih emiten pada kuartal III 2019 bakal mengalami perlambatan.
"Pekan depan, laporan keuangan akan mempengaruhui pasar. Laba korporasi mungkin mengalami perlambatan akibat kondisi ekonomi yang menurun," kata Hans kepada katadata.co.id, Minggu (13/10).
Meski begitu, dia memprediksi IHSG sepekan mendatang berpeluang menguat dengan level resistance di rentang antara 6.154 sampai 6.230. Sementara, untuk level support IHSG pekan depan akan berada di rentang antara 6.033 sampai 5.988.