Trump Umumkan Kesepakatan Dagang, Bursa Wall Street Melesat Naik
Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street ditutup pada posisi lebih tinggi pasca Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Tiongkok akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pengumuman ini akan menurunkan tensi perang dagang yang telah menghantam perekonomian global.
Pada tahap pertama, AS dan Tiongkok sepakat pada beberapa poin antara lain dalam hal pertanian, nilai tukar, dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Trump mengatakan bahwa kesepakatan tahap dua akan diumumkan tak lama setelah tahap pertama ditandatangani.
Pasar pun merespon positif hasil perundingan dagang yang berlangsung selama dua hari tersebut. Pada penutupan perdagangan Jumat (11/10), Dow Jones lompat 319,92 poin atau 1,2% ke level 26.816,59; kemudian S&P 500 naik 1,1% ke level 2.970,27; dan Nasdaq naik 1,3% ke 8.057,04.
Kenaikan ini memutus rantai koreksi pada indeks Dow Jones dan S&P 500 dalam tiga pekan terakhir. Dengan kenaikan tersebut, sepekan ini kedua indeks tersebut masing-masing naik. Dow Jones naik 0,9% dan S&P 500 naik 0,6%, sedangkan Nasdaq sepekan naik 0,9%.
(Baca: AS-Tiongkok Rujuk, Trump Umumkan Kesepakatan Dagang Tahap 1)
Saham-saham perusahaan teknologi besar seperti Facebook, Amazon, dan Alphabet, yang merupakan induk dari Google, semuanya naik setidaknya 0,5%. Sedangkan saham Apple melonjak 3%. Saham bank juga naik dengan saham Bank of America dan J.P. Morgan Chase masing-masing naik lebih dari 1,6%.
Kesepakatan yang diumumkan pada Jumat kemarin merupakan perkembangan yang sangat signifikan dalam upaya untuk menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung selama 15 bulan. “AS telah mencapai ‘kesepakatan tahap satu yang sangat substansial’ dengan Tiongkok dalam negosiasi perdagangan berisiko tinggi antara dua negara ekonomi adidaya,” kata Trump.
Namun pengumuman tersebut tidak merinci banyak hal. Bahkan penandatanganan dokumen yang akan lebih merinci kesepakatan tersebut, baru akan dilakukan lima pekan kemudian. Dalam rentang waktu tersebut Trump mengatakan bahwa kesepakatan tersebut bisa saja runtuh, walau dia optimistis hal tersebut tidak akan terjadi.
“Saya pikir kami memiliki pemahaman mendasar tentang masalah-masalah utama. Kami telah membahas sejumlah dokumen, tetapi masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
(Baca: Harga Emas Turun Seiring Meningkatnya Potensi AS-Tiongkok Rujuk)
Dia pun menegaskan bahwa kesepakatan dagang dengan Tiongkok tidak akan ditandatangani sebelum Trump mengetahui detail yang disepakati dalam dokumen.
“Bagian pertama dari kesepakatan perdagangan ini akan dibuat dalam tiga pekan ke depan. Ini akan membahas masalah kekayaan intelektual dan jasa keuangan, bersamaan dengan pembelian produk pertanian AS sekitar US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar oleh Tiongkok,” jelas Trump.
Sebelumnya, bursa saham Asia, termasuk Indonesia kompak berakhir lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,36%, Nikkei naik 1,15%, Kospi naik 0,81%, Strait Times 0,79%, Shanghai 0,88%, dan Hang Seng ditutup melesat 2,34% menjadikannya bursa Asia dengan kinerja terbaik pekan ini.
Kinerja positif bursa Asia, yang berakhir lebih dulu dibandingkan bursa AS, juga merespon perkembangan positif dari perundingan dagang AS-Tiongkok. Ketika bursa Asia ditutup, perundingan masih berlangsung antara Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Tiongkok Liu He.
(Baca: AS-Tiongkok Mendingin, Trump: Pembicaraan Dagang Berjalan Sangat Baik)