Masih berlanjutnya aksi demonstrasi di depan gedung Parlemen hari ini, Senin (30/9), berpotensi berdampak terhadap pasar modal nasional. Seperti diketahui, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat terkoreksi hingga 1,51% selama dua hari berlangsungnya demonstrasi pada pekan lalu.
Anggota Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC) Wahyu Prasetyawan mengatakan bahwa aksi demonstrasi tersebut tidak akan banyak berpengaruh terhadap indeks jika persoalannya dapat ditangani dengan baik.
“Indeks tergantung sentimen. Kalau saya perhatikan respon pemerintah kan cukup baik dengan mengabulkan tuntutan dari mahasiswa dan menurunkan tensi. Jadi memang akan ada sedikit penurunan tapi nanti akan recovery lagi,” jelasnya kepada Katadata.co.id, Senin (30/9).
Hal tersebut terbukti pada aksi demonstrasi pekan lalu. Meski IHSG sempat turun hingga 1,51% ke level 6.137,61 pada Selasa (24/9) dari posisi 6.231,47 pada penutupan akhir pekan sebelumnya, pada Rabu (25/9) IHSG sudah berbalik naik walau hanya tipis 0,14%.
(Baca: IHSG Sesi I Turun 0,57%, Dibayangi Aksi Demostrasi Mahasiswa)
Pada Kamis (26/9) IHSG melanjutkan kenaikannya. Kali ini cukup signifikan sebesar 1,36% ke level 6.230,33, walaupun sehari kemudian IHSG kembali terkoreksi sebesar 0,54%. Namun koreksi tersebut lebih karena sentimen eksternal, yakni seputar perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Namun menurut Wahyu koreksi IHSG pada Selasa pekan lalu tidak semata-mata karena aksi demonstrasi yang tengah berlangsung, melainkan ada sentimen lainnya. Pasalnya, tidak hanya IHSG, bursa saham Asia lainnya ketika itu juga bergerak di zona merah.
“Itu turun (pada selasa pekan lalu) karena sentimen lain. Kalau melihat jangka panjang berdasarkan KMSI (Katadata Market Sentiment Index), periode kita masih bearish (turun) terus. Dari fundamentalnya kemungkinan akan terus turun sampai akhir tahun,” jelas Wahyu.
Dia menambahkan kalau pada dasarnya indeks akan selalu berfluktuasi. Kondisi politik akan mempengaruhi sentimen investor tergantung kemampuan pemerintah menangani situasi yang berkembang.
(Baca: Katadata Market Index: IHSG September Diprediksi Masih Bearish)
“Sekarang investor melihat pemerintah bisa menangani cukup baik. Kalau demo tidak selesai-selesai, permintaan dari mahasiswa juga tidak diantisipasi dengan baik, bisa jadi lebih rusuh lagi,” ujarnya.
Wahyu pun meyakini kondisi di Indonesia tidak akan sampai berkembang seperti aksi demonstrasi di Hong Kong. Pasalnya sikap yang diambil oleh pemerintah Indonesia berbeda dengan pemerintah Hong Kong.
“Kalau di Hong Kong penguasanya awalnya masih tetap (RUU) ekstradisi tidak mau dicabut, jadi adu kuat (dengan demonstran). Kalau disini ada beberapa RUU yang ditunda. Sekarang yang ditunggu kabar yang KPK, presiden sudah mempertimbangkan perpu isinya seperti apa,” ujar Wahyu.
Dia juga menambahkan yang tengah menjadi perhatian pasar saat ini yaitu terkait siapa yang akan menjadi menteri ekonomi, apakah bisa diterima oleh pasar atau tidak. Menurut Wahyu inilah hal yang akan diantisipasi pasar setelah aksi demonstrasi mereda.
Seperti diketahui, besok, Selasa (1/10) akan digelar sidang paripurna, dan pelantikan anggota DPR yang baru. Kemudian pada tanggal 20 Oktober ada pelantikan presiden. “Semua itu titik-titik yang harus dijagain, karena semuanya peristiwa politik yang penting,” tegas Wahyu.
(Baca: Aksi Demonstrasi di DPR, Asing Jual Saham di Bursa Nyaris Rp 1 Triliun)