Saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), pengelola klub sepak bola Bali United resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (17/6) melalui skema penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).
Lewat aksi korporasi ini, Bali United tercatat menjadi klub sepak bola Indonesia pertama yang masuk ke pasar modal. Lewat aksi korporasi ini pula, Bali United berhasil meraup Rp 350 miliar.
Dana sebesar itu diperoleh dari kenaikan harga saham Bali United sebesar 69,14%, yakni dari harga penawaran sebesar Rp 175 per saham menjadi Rp 296 per saham.
Bali United melepas 2 miliar saham baru atau setara dengan 33,33% dari modal disetor. Penawaran perdana saham Bali United dilaksanakan 10-12 Juni lalu mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lantaran besarnya minat para suporter untuk membeli saham klub tersebut.
Bali United berencana menggunakan sekitar 60,5% dari dana hasil IPO untuk merekrut pemain dan pelatih profesional, penyelenggaraan event serta operasional klub, megastore dan akademi sepakbola. Lalu, sebesar 20,4% akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak.
Ada pun 19,1% atau dari dana tersebut, akan digunakan untuk belanja modal dalam pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, penambahan fasilitas latihan dan akademi, ekspansi gerai Bali United Store dan Playland. Serta pengembangan teknologi informasi berupa aplikasi untuk para pendukung klub tersebut.
Entitas anak Bali United tercatat antara lain PT Bali Boga Sejahtera yang beroperasi di bidang pengelola café/restoran, PT Kreasi Karya Bangsa yang beroperasi di bidang agensi olahraga, PT Radio Swara Bukit Bali Indah yang beroperasi di bidang radio siaran swasta dan PT IOG Indonesia Sejahtera yang beroperasi di bidang e-sports.
Dengan beberapa entitas anak tersebut, Bali United memiliki sumber pendapatan yang beragam, baik dari tiket, hak siar TV, sponsor, penjualan souvenir melalui merchandise store, penjualan makanan dan minuman melalui café, playland, akademi, media, marketing agency, dan e-sports.
(Baca: Dipoles Pieter Tanuri, Bali United Klub Bola Pertama Masuk Bursa Saham)
Strategi dan Performa Bali United
Ada beberapa strategi yang disiapkan Bali United untuk meningkatkan bisnisnya. Pertama, menambah jumlah penggemar (fans) dengan menargetkan menjadi juara klub sepakbola di Indonesia, menjadi trendsetter dan influencer di seluruh Asia, serta menjadi klub dengan inovasi dalam bisnis, pemasaran, dan teknologi.
Untuk memperkuat hubungan antara klub dengan para penggemar Bali United, brand engagement dilakukan melalui aplikasi di smartphone. Bali United juga akan bekerja sama dengan sponsor utama, seperti Smartfren, Exxon dan Indofood untuk memperluas pengaruhnya.
Kedua, menambah gerai-gerai retail agar merek Bali United dikenal sebagai salah satu merek fesyen olahraga dan gaya hidup hingga mendirikan produk Bali United FMCG.
Secara prestasi, Bali United pernah meraih juara ke-3 Bali Island Cup 2015 dan Bali Island Cup 2016. Klub bola tersebut juga masuk peringkat ke-12 di Indonesia Soccer Championship A. Bali United menjadi juara ke-2 Liga 1 2017 dan juara ke-2 Piala Presiden pada 2018. Klub ini juga masuk ke peringkat 11 di Liga 1 2018.
Hingga pekan ke-3 pada gelaran Liga 1 2019, Bali United berada di posisi 2 kelasemen sementara. Mereka mengantongi poin sempurna dari tiga laga yang dijalaninya dan hanya kalah selisih gol dari Madura United yang berada pucuk pimpinan kelasemen sementara Liga 1 2019.
Terakhir, Bali United mampu menggebuk jawara Liga 1 2018, Persija Jakarta dengan skor 1-0 pada pertandingan kandang.
Dari kinerja keuangan, klub yang dimotori oleh Irfan Bachdim Cs ini tercatat pada akhir Desember 2018 memiliki aset senilai Rp 146,76 miliar, meningkat 68,66% dibandingkan posisi akhir 2017 yang sebesar Rp 87,02 miliar.
Ekuitas Bali United juga menunjukkan perbaikan secara signifikan pada 2017-2018 menjadi Rp 28,59 miliar dan Rp 118,37 miliar setelah mengalami defisiensi modal Rp 390,39 juta pada 2016.
Dari segi pendapatan, Bali United mencatatkan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir. Pada 2016, pendapatan Bali United tercatat mencapai Rp 26,29 miliar kemudian meningkat hampir dua kali lipat menjadi Rp 52,5 miliar pada 2017. Tahun lalu, pendapatan Bali United mencapai Rp 115,2 miliar, melejit 119% dibandingkan dengan 2017.
Dari raihan pendapatan yang meningkat selama dua tahun, Bali United berhasil menorehkan laba bersih selama dua tahun berturut-turut, setelah mengalami kerugian pada 2016 sebesar Rp 8,43 miliar.
Pada 2017, Bali United membukukan laba bersih sebesar Rp 426,53 juta. Torehan laba bersih kemudian meningkat 12 kali lipat pada 2018 menjadi Rp 5,52 miliar.
(Baca: Analis: Ditopang Suporter, Saham Bali United Banyak Peminat)