Segera Go Public, Bima Sakti Bakal Ekspansi di Mal dan Apartemen

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Suasana Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
14/6/2019, 16.19 WIB

PT Bima Sakti Pertiwi (BSP) berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dalam waktu dekat. BSP akan melepas sebanyak-banyaknya 625 juta saham baru kepada publik atau setara 20% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Penawaran harga saham ini di level Rp 100 hingga Rp 200 per sahamn. Dengan begitu, BSP berpotensi untuk meraup dana dengan total Rp 62,5 miliar hingga Rp 125 miliar. Dana tersebut rencananya digunakan untuk menambah dan memperbaiki fasilitas gedung milik mereka di Pekanbaru, Riau, karena usianya yang sudah lebih dari 15 tahun.

Bangunan tersebut berupa pusat perbelanjaan yang tersambung dengan Hotel Grand Jatra. "Tapi, perseroan akan menggunakan sebagian besar dana hasil IPO untuk belanja modal," kata Direktur BSP Leonardus Sutarman ketika ditemui dalam paparan publik terkait IPO di Jakarta, Jumat (14/6).

BSP menganggarkan sebesar 22 % dari dana IPO untuk modal kerja atau capital expenditure (capex) dan operasional. Ada pun, persentase penggunaan dana hasil IPO untuk capex sebesar 88 %, di mana sebanyak-banyaknya 66 % digunakan sebagai penambahan serta perbaikan fasilitas gedung yang sudah berusia 15 tahun tersebut.

(Baca: Mandiri Sekuritas Targetkan Bawa 6 Perusahaan IPO Tahun Ini)

Leonardus berharap, dengan penambahan dan perbaikan fasilitas gedung bisa meningkatkan pelayanan dan pengalaman yang lebih baik bagi tenant maupun pengunjung mal. Mereka juga mengharapkan dengan penambahan dan perbaikan fasilitas gedung dapat meningkatkan pertumbuhan pengunjung mal yang rata-rata sebanyak 9 juta pengunjung di 2018.

"Hal ini diharapkan akan meningkatkan occupancy rate dari mal yang dikelola perseroan," katanya. Saat ini tingkat keterisian mal Pekanbaru mencapai 93 %. Namun ada rencana pembukaan Cinemaxx dan perbaikan fasilitas food court yang diharapkan dapat meningkatkan okupansi, meski tidak sampai 100%.

Lalu, sisanya akan digunakan untuk membeli tanah yang berlokasi di belakang area Mal Pekanbaru seluas 1.200 meter. "Tujuannya untuk pengembangan usaha perusahaan di masa yang akan datang," kata Leonardus.

Mereka berencana memperluas bangunan untuk pusat perbelanjaan Mall Pekanbaru dan membangun apartemen. Meski begitu, realisasi pembangunan apartemen yang sudah direncanakan tidak dilakukan dalam waktu dekat, diperkirakan baru terlaksana pada 2023.

(Baca: Rekor Buruk IPO Uber, Harga Saham Turun 7,6% saat Debut di Bursa)

Dia pun belum bisa memastikan berapa jumlah lantai pada apartemen karena uji kelayakan atau feasibility study belum dilaksanakan. Rencananya, mereka melakukan right issue untuk memodali pembangunan apartemen tersebut.

Dalam hal ini, bertindak selaku penjamin pelaksana emisi efek untuk IPO adalah PT Danatama Makmur. Perseroan bersama-sama dengan penjamin melakukan paparan uji tuntas (due diligence meeting) dan paparan publik (public expose) pada hari ini, yang merupakan tahap awal dari pelaksanaan penawaran awal alias bookbuilding dalam proses IPO.

Masa bookbuilding direncanakan berlangsung dari 20 Mei 2019 hingga 13 Juni 2019, dengan target pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Juli 2019.

Reporter: Ihya Ulum Aldin