Pekan ini, IHSG Diprediksi Masih Melanjutkan Pelemahan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia mengadakan konferensi pers mengenai Pengumuman Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan (27/12). Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dirinya optimis dengan pergantian tahun ini, meski tahun depan memasuki tahun politik. Justru tantangan terbesar datang dari faktor eksternal yang tak bisa dihindari.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Pingit Aria
29/4/2019, 06.35 WIB

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu terkoreksi 1,63% ke level 6.401,0 dari posisi 6.507,2 pada pekan sebelumnya. Analis memperkirakan, pergerakan IHSG bakal melanjutkan pelemahannya pada pekan ini.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai faktor menurunnya IHSG karena siklus tahunan, di mana terjadi investor biasanya menjual saham-sahamnya pada Mei. "Jadi, di bulan Mei, market akan memulai pelemahan," katanya kepada Katadata.co.id, Minggu (28/4).

Ia memperkirakan IHSG bergerak di antara level 6.300 hingga 6.470. Namun, meski investor melakukan aksi jual di Mei, William menilai akan ada sentimen positif di bulan depan yang datang dari dalam negeri. "Mungkin itu tanggal 22 Mei, pada saat pengumuman (hasil Pemilu) oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum)," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus. Menurutnya, IHSG bakal melemah pekan ini karena kekhawatiran para pelaku pasar dan investor terhadap laporan keuangan emiten di Tiongkok yang menunjukkan data yang kurang baik.

(Baca: Tertekan Dalam Dua Hari, Rupiah Mendekati Rp 14.200 per dolar AS)

"Hal ini juga merupakan salah satu akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok," kata Nico ketika dihubungi pada Minggu (28/4). 

Pada saat yang sama, sentimen juga datang dari dalam negeri di mana stabilitas politik sedang diuji. Para pelaku pasar dan investor sedikit was-was karena menunggu hasil penghitungan Pemilu pada 22 Mei mendatang, sehingga IHSG menjadi tertekan.

Nico menilai, Pemilu kali ini berbeda karena menunjukkan instabilitas sehingga menyebabkan rasa kekhawatiran investor dan pelaku pasar. Padahal, sejak 2004 hingga 2014 lalu saat diadakannya pesta demokrasi lima tahunan, IHSG cenderung menguat. "Karena drama politik yang lebih seru ketimbang drama Korea atau film India sekalipun," ujar Nico yang diikuti oleh tawa.

Ia memperkirakan IHSG pekan ini IHSG akan berada di antara level 6.375 hingga 6.435 dengan potensi pergerakan mixed. Terlebih, IHSG bakal dijaga direntang batas bawah yaitu level 6.335, karena jika tembus dari level itu, maka berpotensi kembali ke level yang lebih rendah lagi yaitu 6.260. "Sehingga ada potensi rebound di sana," kata Nico.

Pasar Modal Pekan Lalu dan Rekomendasi Saham Pekan ini

Sejalan dengan pelemahan IHSG pekan lalu, nilai kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan sebesar 1,63% menjadi Rp 7.281,12 triliun dari Rp 7.401,73 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Sementara, investor asing melakukan jual bersih sepekan lalu senilai Rp 2,30 triliun. Meski begitu, sepanjang 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 12,924 triliun.

(Baca: Investor Asing Jualan Saham Rp 724 M, IHSG Anjlok 1,16%)

Pekan lalu, frekuensi transaksi harian di pasar modal mengalami penurunan sebesar 10,90% menjadi 410,80 ribu kali transaksi. Begitu pula data rata-rata nilai transaksi harian, juga turun 11,28% menjadi Rp 9,12 triliun. Rata-rata volume transaksi harian turun 4,64% menjadi 13,98 miliar unit saham sepanjang pekan lalu.

Saham yang menjadi primadona sepanjang pekan lalu yaitu saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) di mana mereka menguat hingga 18,68% menjadi berada di level Rp 4.320 per saham. Sementara, saham dengan prosentase paling besar terkoreksi yaitu PT Inti Agri Resources Tbk. (IIKP). Saham mereka terkoreksi 36,81% menjadi Rp 91 per saham.

Beberapa saham pilihan menurut Nico yang bisa diperhatikan pekan ini adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) yang harganya saat ini Rp 6.400 per saham, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang harganya Rp 9.175 per saham, PT Astra International Tbk. (ASII) yang harganya Rp 7.650 per saham, dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang harganya Rp 7.725 per saham.

Menurut Nico, Saham-saham tersebut masih memiliki valuasi yang cukup menarik. Sehingga saat harganya turun, sejalan dengan prediksinya IHSG pekan ini, akan menjadi kesempatan yang baik. "Namun, harus diingat bahwa saham saham tersebut valuasi dalam long term," kata Nico.

Reporter: Ihya Ulum Aldin