Katadata Sentiment Index: IHSG April 2019 Bearish karena Faktor Global

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. KMSI memprediksi IHSG periode April 2019 masih dalam tren menurun
Penulis: Happy Fajrian
4/4/2019, 01.00 WIB

Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode April 2019 masih dalam tren menurun atau bearish. Tren bearish ini disebabkan masih berlanjutnya gejolak perekonomian global yang mengakibatkan ketidakpastian di pasar saham Indonesia.

Berdasarkan model yang dikembangkan Katadata Insight Center (KIC), probabilitas pasar saham dalam kondisi bullish (naik) mendekati nol, tepatnya 0,40%. Artinya, kondisi bearish pasar saham yang telah berlangsung sejak Februari tahun lalu diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir April 2019.

Ketidakpastian di pasar saham ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satu faktor yang paling signifikan menghambat bullish-nya IHSG pada April ini yaitu gejolak perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok yang belum menemukan solusi hingga saat ini.

Kendati demikian, perundingan untuk mencari solusi perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut masih berlangsung dan berjalan cukup baik walau belum menghasilkan kesepakatan apapun.

(Baca: Katadata Market Sentiment Index Prediksi Tren IHSG Maret 2019 Turun)

KMSI April 2019 (Katadata Insight Center (KIC))

Pihak Tiongkok disebutkan telah bersedia untuk merevisi kebijakan investasi asingnya yang akan memberikan kesempatan lebih luas bagi perusahaan asal AS untuk berekspansi di Tiongkok, serta menjamin kekayaan intelektual perusahaan AS yang beroperasi di sana.

Selain itu, pihak Tiongkok juga menunda kenaikan tarif atas produk otomotif asal AS, yang semula akan berlaku mulai 1 April kemarin, sebagai respon atas penundaan kenaikan tarif atas produk asal Tiongkok yang masuk ke pasar AS pada awal Maret lalu.

Dalam perundingan ini kedua belah pihak menginginkan hal yang sama, yaitu dihapuskannya kenaikan tarif. Namun, pihak AS menginginkan adanya mekanisme hukum yang akan memastikan pihak Tiongkok mematuhi perjanjian dagang yang telah disepakati.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta masih menggantungnya kesepakatan Brexit juga mempertegas bahwa perekonomian global masih dalam kondisi yang tidak stabil. Walaupun Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) sedikit meredakan ketidakpastian global dengan membatalkan rencana kenaikan bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), hingga akhir tahun ini.

(Baca: Usai Pemilu 2019, BI Perkirakan Dana Asing Mengalir Deras ke Indonesia)

Faktor lainnya yang menahan IHSG memasuki tren bullish yaitu langkah pelaku pasar yang masih 'wait and see' pelaksanaan dan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April mendatang. Sedangkan sejumlah indikator sektor riil yang digunakan juga belum berubah signifikan, bahkan cenderung menurun.

Dengan perkembangan sentimen eksternal dan domestik tersebut, pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan masih cenderung mendatar sampai dengan pertengahan bulan ini.

Sementara itu, IHSG periode Maret 2019 ditutup pada level 6.468,76, naik 0,40% dibandingkan posisi penutupan Februari 2019 di level 6.443,35. Pada periode tersebut saham PT Onix Capital Tbk. (OCAP) naik paling tinggi yakni 614,29%. Sebaliknya, saham PT Armada Berjaya Trans Tbk. (JAYA) harganya anjlok 76,97%.

Hasil riset Katadata Market Sentiment Index akan diperbarui setiap bulan dan dapat diunduh di tautan ini.

(Baca: Harapan Damai Perang Dagang, IHSG dan Bursa Asia Kompak Menghijau)