Katadata Market Sentiment Index Prediksi Tren IHSG Maret 2019 Turun
Katadata Market Sentiment Index (KMSI) memperkirakan IHSG pada Maret 2019 masih akan berada dalam kondisi menurun (bearish). Penyebabnya, masih tingginya tekanan dari pasar global serta perbaikan ekonomi nasional yang belum signifikan membuat tren bearish akan berlanjut hingga akhir Maret 2019.
Tren bearish pasar saham Indonesia telah berlangsung sejak Februari 2018. Sepanjang Februari 2019, terjadi penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 1,37% menjadi 6.443,35 dari posisi penutupan Januari 2019 di level 6.532,97. Penutupan Februari 2019 juga 2,33% lebih rendah dibandingkan dengan penutupan Februari 2018.
Berdasarkan model yang dikembangkan Katadata Insight Center (KIC), probabilita pasar saham dalam kondisi naik (bullish) untuk Maret 2019 adalah nol. Belum membaiknya sebagian besar indikator makro ekonomi menyebabkan jatuhnya KMSI, yang sempat mencapai angka 2,33% pada Februari.
(Baca: Meski Investor Kian Optimistis, Bursa Saham Februari Diprediksi Bearis)
Kondisi bearish ini disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain perang dagang antara AS-Tiongkok masih menjadi faktor utama yang menghambat perubahan tren KMSI, serta pertumbuhan di sektor riil dalam negeri juga masih belum banyak peningkatan yang ditunjukkan oleh belum signifikannya pertumbuhan penjualan mobil, motor dan semen di Indonesia.
Investor masih terus menunggu progress dari negosiasi antara AS-Tiongkok, setelah pemerintah AS menunda kenaikan tarif untuk barang-barang dari Tiongkok sebagai upaya untuk mendorong tercapainya kesepakatan.
Mengutip the Wall Street Journal, pihak Tiongkok dikabarkan bersedia untuk menurunkan bea masuk dan sejumlah hambatan non tarif lainnya untuk produk-produk pertanian, farmasi, otomotif, dan sejumlah produk lainnya asal AS. Menurut sumber internal pemerintah Tiongkok, kesepakatan dagang AS-Tiongkok diperkirakan akan ditandatangani pada 27 Maret mendatang.
Sejumlah faktor lainnya yang masih akan mendorong IHSG dalam tren bearish yaitu masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Fed Fund Rate (FFR) tahun ini, serta ingar bingar pemilu di Indonesia membuat pelaku pasar cenderung 'wait and see' dalam berinvestasi.
(Baca: Sentimen dari Tiongkok Sebabkan IHSG Ditutup Koreksi 0,73%)
Potensi kenaikan FFR berdasarkan pernyataan gubernur the Fed Jerome Powell beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa the Fed akan menahan kenaikan suku bunga acuannya, namun akan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi ekonomi AS dan global.
Hasil riset Katadata Market Sentiment Index akan diperbarui setiap bulan dan dapat diunduh di sini.