PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja positif di 2018 dengan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 86,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan berkode efek SMGR ini melonjak dari Rp 1,62 triliun menjadi Rp 3,07 triliun.
Lonjakan laba bersih tahun lalu ditopang pertumbuhan pendapatan dari Rp 27,8 triliun di 2017 menjadi Rp 30,6 triliun pada 2018. Beban pokok pendapatan ikut naik dari Rp 19,8 triliun menjadi Rp 21,35 triliun. Laba kotor perusahaan tumbuh positif dari Rp 7,95 triliun menjadi Rp 9,33 triliun.
(Baca: Target Penjualan Semen Indonesia Naik 5% usai Akuisisi Solusi Bangun)
Dalam laporan keuangan yang dikutip pada Selasa (2/4), jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan perusahaan tercatat juga ikut mendongkrak laba bersih perusahaan. Mereka mencatatkan pos tersebut naik dari Rp 1,31 triliun di 2017 menjadi Rp 3,51 triliun tahun lalu.
Jumlah aset mereka tahun lalu juga mengalami pertumbuhan 4,2% dari Rp 49,0 triliun menjadi Rp 51,1 triliun. Hal itu terlihat dari jumlah aset lancar mereka yang naik dari Rp 13,8 triliun menjadi Rp 16,0 triliun di 2018. Sementara, aset tidak lancar mereka sedikit turun dari Rp 35,2 triliun menjadi hanya Rp 35,1 triliun tahun lalu.
(Baca: Semen Indonesia Industri Bangunan Laksanakan Tender Offer Rp 3 Triliun)
Jumlah liabilitas mereka tercatat turun dari Rp 19,0 triliun di 2017 menjadi Rp 18,4 triliun pada 2018. Hal itu terlihat dari penurunan liabilitas jangka pendek yang turun dari Rp 8,8 triliun menjadi Rp 8,2 triliun. Sementara, liabilitas jangka panjang tercatat tidak ada perubahan yang signifikan, yaitu Rp 10,2 triliun. Sementara, ekuitas mereka naik dari Rp 30,0 triliun menjadi Rp 32,7 triliun di 2018.
Akuisisi Holcim
Seperti diketahui, Semen Indonesia telah merampungkan proses akuisisi 80,64% saham milik Holderfin BV pada Solusi Bangun Indonesia yang sebelumnya bernama PT Holcim Indonesia Tbk. Semen Indonesia mengakuisisi Holcim melalui entitas anaknya PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB). Dengan demikian, SIIB kini menjadi pengendali baru Holcim.
(Baca: Akuisisi Holcim Rampung, Penjualan Semen Indonesia Melonjak 24%)
Dengan rampungnya akuisisi tersebut, mereka memperkirakan penjualan semen bisa tumbuh moderat mengikuti kebutuhan dalam negeri tahun ini. Sekretaris perusahaan Semen Indonesia, yang juga menjabat Direktur Solusi Bangun Indonesia, Agung Wiharto memperkirakan kebutuhan semen domestik 2019 tumbuh 4%-5 %.
Agung mengatakan, pertumbuhan tersebut telah mempertimbangkan inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). "Kami akan ikuti itu supaya market share kami terjaga," kata Agung ketika ditemui usai rapat umum pemegang saham Solusi Bangun Indonesia, di Jakarta pada Februari lalu.