Perundingan Dagang AS-Tiongkok Positif Tapi IHSG Malah Koreksi 0,23%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
IHSG diprediksi naik didorong sentimen eksternal.
Penulis: Happy Fajrian
22/2/2019, 11.14 WIB

Kedua belah pihak dikabarkan telah merumuskan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup enam isu penting yakni aturan transfer teknologi, pencurian siber, kekayaan intelektual, jasa, mata uang, pertanian dan halangan perdagangan non-tarif.

Tiongkok juga dikabarkan akan membeli lebih banyak 10 komoditas dari AS yang belum diketahui jenisnya. "Kami melihat potensi kelanjutan apresiasi IHSG yang bertumpu dari faktor eksternal yang cukup bersahabat, seperti penundaan kenaikan suku bunga the Fed dan potensi berakhirnya perang dagang AS-Tiongkok," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat (22/2).

Menurut Alfiansyah peluang terjadinya kesepakatan cukup terbuka mengingat pembicaraan intens terus berlangsung pekan ini. Selain itu Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bersedia untuk menunda kenaikan tarif pada 1 Maret 2019 jika ada perkembangan yang sangat baik pada perundingan.

Tim analis OSO Securities memprediksi, IHSG akan kembali bergerak naik terbatas dengan pergerakan di kisaran 6,498-6,581. Sementara itu kepala analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya memperkirakan IHSG akan trade mixed karena sentimen domestik seperti ditahannya suku bunga acuan Bank Indonesia, BI 7 days repo rate, serta sektor tambang yang akan diuntungkan oleh larangan impor batu bara Australia oleh Tiongkok.

(Baca: Tiga Bulan Bunga Acuan BI Tetap 6%, Adakah Peluang Diturunkan?)

Halaman:
Reporter: Antara