Sesi I IHSG Masuk Zona Merah, Terkoreksi 0,08%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.
Penulis: Happy Fajrian
20/2/2019, 14.09 WIB

Sedangkan saham-saham yang berkontribusi besar menahan laju koreksi IHSG yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang terangkat naik 3,21%, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 3,26%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,04%, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 2,54%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,93%, serta PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 1,93%.

Koreksi IHSG siang ini terjadi di tengah aliran modal asing yang masuk melalui pasar saham. Investor asing siang ini sementara membukukan pembelian bersih saham senilai Rp 183,22 miliar. Walaupun di pasar tunai dan negosiasi mereka melakukan penjualan sebesar Rp 19,92 miliar.

Beberapa saham yang paling banyak dibeli asing di antaranya saham BCA senilai Rp 123,7 miliar, saham BRI Rp 59,5 miliar, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 40,3 miliar, saham Astra Rp 39,3 miliar, serta saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) Rp 37,2 miliar.

Kendati demikian ada juga saham yang dilepas investor asing cukup besar. TIga di antaranya yaitu saham Bank Mandiri dilepas senilai Rp 170,8 miliar, saham JAPFA Rp 29,8 miliar, dan saham United Tractors Indonesia Rp 27,2 miliar. Ketiga saham tersebut juga masuk dalam jajaran saham top losers yang menekan kinerja IHSG.

(Baca: Investor Institusi BUMN Paling Optimistis Ekonomi Global dan Nasional)

Halaman: