Dibuka Melesat ke Level 6.300, IHSG Masih Berpeluang Naik

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia mengadakan konferensi pers mengenai Pengumuman Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan (27/12). Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dirinya optimis dengan pergantian tahun ini, meski tahun depan memasuki tahun politik. Justru tantangan terbesar datang dari faktor eksternal yang tak bisa dihindari.
Penulis: Happy Fajrian
8/1/2019, 10.42 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Selasa (8/1) dengan melesat naik 0,43% ke level 6.314,42. Sementara itu bursa saham di Asia bergerak bervariasi, dengan dua indeks utama Tiongkok dibuka di zona merah.

Hingga berita ini ditulis, indeks Shanghai masih tertekan di zona merah dengan koreksi 0,33%, indeks Hang Seng dibuka terkoreksi namun sekarang sudah kembali naik ke zona hijau sebesar 0,36%. Indeks PSEi Filipina, KOSPI Korea, KLCI Malaysia dibuka di zona hijau namun kini turun ke zona merah, masing-masing terkoreksi 0,83%, 0,03%, dan 0,20%.

Sayangnya nasib serupa juga dialami IHSG. Setelah menembus level 6.300, IHSG kini tertekan ke zona merah. Sementara ini IHSG sudah terkoreksi, walau tipis, sebesar 0,05% ke level 6.284,36.

Kendati demikian, optimisme dari dalam negeri terkait indeks keyakinan konsumen (IKK) yang baru saja dirilis oleh Bank Indonesia untuk Desember 2018 menunjukkan keyakinan masyarakat Indonesia mengalami kenaikan, diyakini akan kembali mengangkat IHSG.

(Baca: IHSG Naik 0,20%, Tiga Sektor Dilanda Aksi Ambil Untung)

Selain itu, nilai tukar rupiah yang kemarin berjaya terhadap seluruh mata uang utama dunia dan Asia juga akan menjadi penggerak optimisme investor saham di dalam negeri. Apalagi, ada peluang nilai tukar rupiah terus menguat dengan kondisi Amerika Serikat (AS) yang masih mengalami penutupan sebagian layanan publik, dan sikap bank sentral AS yang lebih lunak terkait kebijakan suku bunga acuannya.

Kepala Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya mengatakan, IHSG akan bergerak naik didukung sentimen-sentimen tersebut. Apalagi, indeks AS ditutup lebih tinggi pada Senin (7/1) di balik optimisme negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok.

Dow Jones Index naik 0,42%, sementara S&P 500 naik 0,70%, dan NASDAQ naik 1,26%. Dolar AS melemah, yang ditekan oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya.

Hingga pukul 10.30, transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru mencapai Rp 2,75 triliun dari 5,24 miliar saham yang diperdagangkan. Sebanyak 194 saham terangkat, 138 saham turun, dan 151 saham stagnan. Investor asing sementara ini membukukan pembelian bersih Rp 133,54 miliar.

(Baca: Intervensi BI di Pasar Valas DNDF Sokong Rupiah Menguat Tajam)