Akuisisi Pabrik Baja, Krakatau Steel Akan Gandeng BUMN Karya

Agung Samosir|Katadata
Penulis: Ihya Ulum Aldin
4/1/2019, 15.36 WIB

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. berencana untuk mengakusisi dua hingga tiga pabrik baja untuk ekspansi bisnisnya. Rencananya, untuk akusisi tersebut Krakatau Steel akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya, yang ditargetkan akan terealisasi pada triwulan II atau triwulan III tahun ini.

"Saat ini kita sudah masuk ke sana (BUMN), bukan hanya lihat bahkan kita sudah trial dengan BUMN karya, rencananya akuisisinya akan dilakukan dengan BUMN karya," kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (4/1).

Meski akan bermitra dengan BUMN Karya, Silmy memastikan dalam proses akusisi dua hingga tiga pabrik baja tersebut Krakatau Steel akan menjadi pemegang saham mayoritas. Sayangnya, Silmy masih merahasiakan perihal BUMN Karya yang akan diajak bermitra tersebut. "Belum boleh diceritakan karena mereka (perusahaan) terbuka juga kan," kata Silmy.

(Baca: Wawancara Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim)

Untuk mendanai proses akuisisi, Silmy mengungkapkan, Krakatau Steel akan merestrukturisasi utang mereka sebesar US$ 2 miliar. Restrukturisasi utang tersebut bertujuan untuk membuat arus kas (cash flow) perusahaan menjadi lebih baik, sehingga perusahaan dapat mengeksplor berbagai opsi pendanaan untuk membiayai  proses akuisisi, antara lain melalui right issue, obligasi, ataupun melalui pinjaman. Silmy mengungkapkan, restrukturisasi utang tersebut akan mencapai kesepakatan pada akhir Januari ini, melalui berbagai skema.

Sebagai informasi, pabrik baja yang akan diakuisisi Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi 1 juta ton baja per tahun. Saat ini, kapasitas produksi yang dimiliki Krakatau Steel sebesar 5 juta ton per tahun. Sementara, kebutuhan baja dalam negeri sebesar 18 juta ton per tahun. Silmy menilai industri baja nasional secara keseluruhan baru dapat memenuhi produksi baja 10 juta ton per tahunnya.

"Kami melakukan upaya-upaya yang tidak biasa. Melakukan suatu akuisisi, pertumbuhan non-organik. Ini arahan Ibu Menteri BUMN (Rini Soemarno) untuk melakukan ekspansi," kata Silmy beberapa saat yang lalu.

Selain akuisisi pabrik baja, Krakatau Steel saat ini tengah membangun pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2. Pembangunan pabrik HSM 2 hingga September 2018 sudah mencapai 86,83%. Pabrik HSM rencananya akan menambah kapasitas produksi Krakatau Steel hingga 6,5 juta ton pada 2019. "Kami akan masuk mesin baru di April 2019 untuk tambahan kapasitas produksi 1,5 juta ton," ujar Silmy.

Krakatau Steel juga tengah mengerjakan pembangunan kluster 10 juta ton baja di Cilegon. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2025 dengan menggandeng beberapa investor.

(Baca: Perkuat Sektor Hulu, Krakatau Steel Operasikan Pabrik Blast Furnace)

Reporter: Ihya Ulum Aldin