Jarang Dilirik Investor, Jumlah Saham Syariah Hanya Naik 7,1%

Agung Samosir | KATADATA
Suasana grafik bursa saham di Jakarta.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
5/12/2018, 16.29 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal syariah Indonesia minim dukungan investor. Terbukti, sepanjang tahun 2018 jumlah saham syariah hanya mencapai 391 saham, hanya bertambah 26 saham dibandingkan posisi akhir tahun 2017 sebanyak 365 saham, atau naik 7,1%.

Kendati jumlah saham bertambah, kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sampai dengan akhir November 2018 hanya mencapai Rp3.567 triliun, turun 3,7% secara year to date (ytd) dari Rp3.704 triliun per Desember 2017. Sementara itu nilai indeks ISSI secara ytd mengalami penurunan dari 189,73 pada awal tahun ini menjadi 181,39 per 4 Desember.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menilai, pasar modal syariah Indonesia masih minim keberpihakan dari investor. Menurutnya, ada publik memiliki persepsi yang berbeda terkait pasar modal syariah karena masih menggunakan cara pandang konvensional.

"Investor diharapkan tidak terjebak dengan pemikiran konvensional yang memikirkan potensi ekonomi syariah terkait imbal hasil atau yield saja, terutama dari buying side," jelas Hoesen dalam acara Outlook Pasar Modal Syariah 2019 di Jakarta, Rabu (5/12).

Dia menambahkan, jika investor masih menggunakan cara pandang konvensional terhadap instrumen pasar modal syariah, sampai kapan pun produk syariah akan menjadi produk marginal.

Halaman: